Upaya PIM Geliatkan Pariwisata Bali
DENPASAR-DiariBali
Perempuan Indonesia Maju (PIM) sebagai salah satu organisasi kaum hawa merasa terpanggil turut memulihkan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya Bali yang hancur diterjang Pandemi Covid-19.
PIM berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Pemerintah Provinsi Bali, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta pegiat pariwisata menggelar rangkaian kegiatan guna mempercepat pemulihan pariwisata Bali. Acara berlangsung selama dua hari, 23-24 September 2021, bertempat di Neo Hotel Kuta, Badung,
Ketua Umum PIM Lana T. Koentjoro menjelaskan, perempuan adalah tonggak dalam keluarga, masyarakat dan negara, sehingga memiliki peran strategis terhadap situasi negara. PIM, kata Lana, telah gencar mengampanyekan program “I Miss U Bali” dengan tujuan membangkitkan kenangan orang tentang Bali agar mereka datang ke Bali.
Tak hanya media sosial, PIM juga memaafkan kampanye I Miss U Bali di beberapa billboard Jakarta, Bandung dan Bali, serta menggelar webinar tentang wisata Bali yang aman untuk dikunjungi. Program ini tergolong sukses, dengan datangnya wisatawan domestik. Namun sayang, memasuki Desember 2020, kasus Covid-19 kembali meningkat.
“Kami pasang billboard di luar Bali agar mereka kangen dengan Bali. Kami juga yakinkan bahwa Bali aman dengan protokol kesehatan yang ketat. Saat ini yang kita butuhkan adalah kolaborasi semua pihak,” jelas Lana.
Direktur Komunikasi dan Informasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo Septriana Tangkary menjelaskan, kegiatan yang mengusung tema “Gen Posting” (Generasi Positif Thinking) tersebut yang mengundang Wakil Gubernur Bali, Kepala Dinas Pariwisata Bali, PHRI serta pegiat pariwisata secara tidak langsung membuktikan bahwa Bali sudah aman dikunjungi wisatawan.
Hanya saja, protokol kesehatan tidak bisa ditawar. Lagi pula, hampir seluruh akomodasi pariwisata sudah dilengkapi Sertifikat CHSE. CHSE adalah standar yang diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang mencakup tempat wisata, hotel, restoran.
“Ayo semua buatlah postingan yang baik-baik tentang Bali di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok dan lainnya agar masyarakat, dan dunia percaya Bali aman. Senyum masyarakat Bali yang ramah juga pasti sudah dirindukan wisatawan,” katanya, sembari meminta masyarakat Bali bersiap menyambut kebangkitan pariwisata dengan disiplin protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi.
Dia juga mendukung pameran hasil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai wujud program bangga buatan Indonesia. Menurutnya, UMKM menjadi lokomotif penggerak roda perekonomian masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan hal senada. Kata dia, yang harus dibangun saat ini adalah pariwisata sehat dengan menekan angka penularan Covid-19 serta angka kematian. Pemprov Bali, menurut Astawa, berencana memperluas green zona hingga ke seluruh Bali.
Hal ini didasarkan karena seluruh tenaga pariwisata telah tersuntik vaksin Covid-19. “Tentunya kami selau komunikasi, kerja sama dengan Satgas Covid-19 dan PHRI,” jelasnya.
Lebih lanjut, dengan melandainya kasus di Pulau Jawa menjadi angin segar bagi Bali sebab sebagian besar wisatawan domestik berasal dari Pulau Jawa. Hal ini juga semakin mematangkan rencana open boarder bagi wisatawan mancanegara masuk ke Bali. TUM