iklan warmadewa iklan warmadewa stikom bali

ISI Denpasar Suguhkan “Ranu Murti” pada Bulan Bahasa Bali IV

D1
Drama Musical Sandyagita “Ranu Murti” sebagai sesolahan (pergelaran) pamungkas pada pembukaan Bulan Bahasa Bali IV tahun 2022 di Gegung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center.

DENPASAR-DiariBali

Drama Musical Sandyagita “Ranu Murti” sebagai sesolahan (pergelaran) pamungkas pada pembukaan Bulan Bahasa Bali IV tahun 2022 di Gegung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center, Provinsi Bali, Selasa lalu.

Garapan seni sastra yang disajikan Sanggar Seni Bungan Dedari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tak hanya menyajikan sastra melalui tembang-tembang klasik, tetapi juga memadukan dengan seni tari, musik gamelan dan drama, serta teknologi digital dalam mendukung suasana dalam setiap pembabakan. Garapan sandyagita ini memang beda, dari sandyagita yang pernah ada sebelumya.

Drama Musical Sandyagita yang dikoordinatori oleh I Gede Mawan ini didukung sekitar 50 pendukung penembang, tari dan penabuh ini memang sangat menarik.

Mereka tak hanya lihai dalam matembang (menyanyikan ayat-ayat), tetapi juga piawai menari, bahkan beracting. Iringan gamelan Semarandana, memberikan kesan manis dan mengetuk hati.

“Yang membedakan dengan sandyagita sebelumnya, yakni ada penokohan drama musikal. Selain menyajikan vokal, tari juga ada perpaduan dengan penayangan elidi yang mendukung suasana adegan,” papar Ketua Sanggar Bungan Dedari yang juga dosen karawitan ISI denpasar ini.

Konseptor garapan, yakni Desak Made Suarti Laksmi, mengkemas garapan ini sehingga tak membosankan. Penataan suara polos dan suara memero (suara 1 dan suara 2 dalam paduan suara), disajikan begitu manis.  Para pendukung yang menari, juga menampilkan penari yang memberikan gambaran penokohan pada drama musikal untuk mempertegas kisah yang diangkat.

BACA JUGA:  Momentum Penyucian Diri dan Alam Semesta, Jaya Negara dan Arya Wibawa Ucapkan Selamat Hari Suci Nyepi Caka 1947

Adapun kisahnya, Danau Batur sebagai stana Dewa Wisnu Pura Kahyangan Jagat merupakan sumber air kehidupan, mengalir dan merembes bermunculan dalam berbagai mata air baik dalam bentuk danu, klebutan, pancuran, bulakan, dalam berbagai pura Beji, tempat pasucian manifestasi  personifikasi Dewata.

Dari sumber-sumber mata air seperti ini masyarakat menjadikan tirta suci untuk ritual keagamaan. Penyatuan Sanghyang Tri Murti yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa distanakan dalam pemujaan Pura-pura Patirtan menjadikan masyarakat Hindu dikenal sebagai penganut Agama Tirta.

Dari semburan mata air dimaksud yang memiliki fungsi, kekuatan peruntukan air suci, baik sebagai tirta anugrah, tirta panglukatan palebur berbagai mala papa pataka kotoran alam buana agung dan juga buana alit.

Di samping itu juga menjadi mata air tanah kehidupan masyarakat, sementara aliran air limbahnya manjadi irigasi pengairan persawahan, tegalan dengan pengelolaan subak system dan budayanya.

Kekuatan senjata bajra Dewa Indra menggelegar dalam bentuk pecutan kilat, tatit dan kakuwung sebagai dewa hujan, mampu membasmi keangkaraan Bhuta Durjana bersama pengikutnya yang berniat meracuni air amerta ciptaanNya.

Kisah Bhuta Durjana yang tafakur haus akan kekuasaan, kehormatan dan tidak percaya akan keberadaan Tuhan dan menyatakan dirinya adalah yang kuasa patut untuk disembah oleh umat manusia menjadi lenyap oleh kekuatan air suci yang menyembur “Tirta Muncar” tirta amerta anugrah ciptaan Hyang Indra.

BACA JUGA:  Wawali Arya Wibawa Hadiri Pemelaspasan Patung Pelawatan di Pura Dalem Pengembak Sanur

Sebagai seorang Yogiswaraning yadnya Sang Kulputih dengan pengikutnya mentaati ajaran keTuhanan memohon kehadapan Dewa Indra agar rakyat terbebas dari keangkaramurkaan manusia-manusia biadab seperti Bhuta Durjana yang diselimuti kegelapan.

Dewa Indra sebagai gelegar kilat tatit dan kekuwungnya membuat para petani menjadi sangat senang, karena dari berkah hujanlah kesuksesan petani dapat mewujudkan srada baktinya dengan memuja dan memuliakan air sebagai sumber kehidupan.

Danu Kertih yakni memuliakan sumber mata air sebagai sumber kesejahteraan hidup manusia dan alam semesta, menjadi tuntutan kesadaran untuk tetap menjaga kesucian kualitas kemurnian air sebagai sumber kehidupan. TUM