Suarakan Hak Atas Air Bersih di Bali Lewat Festival Air: Meraya dan Bersuara
GIANYAR, diaribali.com – Menghadapi ancaman krisis udara yang berpotensi mempengaruhi kehidupan anak-anak di Bali, Save the Children, Yayasan IDEP, dan Child Campaigner Bali yang terdiri dari anak-anak dan orang muda, menggelar Festival Air: Meraya dan Bersuara, Minggu (3/11).
Festival Air yang diinisiasi oleh anak-anak dan orang muda Child Campaigner Save the Children Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan air bersih sebagai hak dasar anak yang harus dipenuhi. Sebagai rangkaian dari Kampanye Nasional Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia, Festival ini menyajikan kegiatan yang edukatif dan menyenangkan.
“Festival ini kami buat sebagai ruang Meraya dan bersuara. Meraya artinya merayakan kampanye yang telah kami lakukan. Pesta ini adalah upaya mengemas kampanye dengan cara yang menyenangkan bahwa setiap orang bisa tetap melakukan hal-hal positif dan menyampaikan bahwa harapan itu masih ada. Bersuara artinya ruang untuk kita semua menyampaikan aspirasi, gagasan dan ide untuk krisis udara di Bali. Kami ingin anak dan orang muda bisa bersama-sama mendapatkan inspirasi dan bergerak bersama untuk menangani krisis udara di Birp,” ujar Doni, Ketua Child Campaigner Provinsi Bali, Save the Children Indonesia.
Festival yang mengusung tema “Air Bali dalam Lorong Waktu” menggambarkan peran vital udara sebagai penopang utama kehidupan masyarakat Bali sejak dahulu kala, bahkan di tengah tantangan modernisasi. Selama satu hari penuh, anak-anak beserta keluarga dapat mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang khusus untuk membangun kesadaran dan mengedukasi tentang pentingnya akses air bersih.
Dengan keterlibatan penuh anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner, festival ini menampilkan kegiatan utama seperti Mini Panel Diskusi bertajuk “Antara Mata Air & Air Mata: Mengarusutamakan Hak Anak dalam Krisis Air.”
Diskusi ini melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan yang bersama-sama dengan anak-anak mencari solusi untuk tantangan air di Bali, menyoroti pentingnya suara generasi muda dalam upaya pelestarian lingkungan. “Setiap anak berhak atas lingkungan yang sehat dan akses terhadap air bersih. Ancaman Krisis udara di Bali berdampak berdampak pada hak kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak karena udara merupakan sumber kehidupan. Melalui Festival Air ini, kami ingin anak-anak Bali memahami bahwa suara dan keterlibatan mereka sangat penting untuk menciptakan perubahan positif. Kami mengajak semua pihak untuk bekerja sama memastikan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus,” jelas Tata Sudrajat, Interim Chief Advocacy, Campaign, Communication and Media – Save the Children Indonesia.
Festival ini juga menghadirkan Mimbar Anak, sebuah panggung khusus bagi anak-anak untuk menyuarakan harapan, keresahan, dan solusi kreatif mereka mengenai akses air bersih. Selain itu, Pameran Foto, Surat dari Masa Depan, dan Zine menjadi wadah bagi karya anak-anak yang menyalurkan hak-hak mereka atas air bersih dalam bentuk gambar dan tulisan. Festival ini juga memperkenalkan inovasi teknologi ramah lingkungan untuk konservasi udara melalui Pameran Solusi Konservasi Air, menunjukkan bahwa setiap anak bisa memulai langkah kecil demi menginginkan udara.
Acara ini juga akan menyediakan sesi berbagi dan bercerita oleh Child Campaigner tentang kegiatan selama satu bulan ke belakang melalui persembahan foto dan video sambil berefleksi tentang kondisi lingkungan di Bali, dari soal sungai di Denpasar hingga nasib subak di Bali. Di sisi lain, sesi ini juga akan menjadi ruang untuk melihat bagaimana krisis udara telah mempengaruhi kehidupan anak-anak dan masyarakat di Bali. Oleh karena itu, ajakan ini bukan hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga wadah kolaborasi lintas generasi untuk dapat terus belajar dan memahami pentingnya pembelajaran krisis air di Bali.
Ini termasuk dalam membangun kesadaran untuk menerapkan langkah-langkah kecil untuk tidak memperparah krisis iklim. “Festival Air: Meraya dan Bersuara mengajak seluruh masyarakat untuk berkolaborasi dalam melindungi udara sebagai sumber kehidupan yang vital. Mari bersama-sama mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, di mana setiap anak di Bali dan Indonesia mendapatkan hak mereka atas air bersih dan lingkungan yang seha,” ucap Rendiansyah Putra Dinata, Campaign Manager Save The Children Indonesia. Kami sejak 2015 telah melakukan penelitian bersama salah satu kampus di Bali, bahwa kuantitas dan kualitas udara di Bali mengalami penurunan. Untuk itu kami mengajak anak-anaknya yang masih muda untuk ikut mengkampanyekan menjaga air, dari hulu ke hilir, karena kita mengetahui saat ini banyak sumber udara mengering, kontaminasi limbah serta alih fungsi lahan, mari bersama jaga air kita,” ungkap Muhamad Awal, Direktur Eksekutif Yayasan Idep Selaras Alam.
Turut hadir Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Dinas Sosial PPPA Provinsi Bali, serta Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali.rl