Sesuaikan Teori Birokrasi dan Praktik, Fishum UNR Ajak Mahasiswa ke MPP Denpasar

DENPASAR, diaribali.com – Untuk mengimbangi antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di Birokrasi, Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Ngurah Rai (UNR) mengajak mahasiswanya melakukan kunjungan sekaligus kuliah praktisi di Mall Pelayanan Publik Kota Denpasar, Rabu (26/6).
Kedatangan rombongan yang dipimpin Dekan Fishum UNR Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH., MAP., diterima langsung oleh Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Audi Brawijaya beserta jajarannya.
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Audi Brawijaya dalam kesempatan itu memuji kualitas lulusan dari Fishum UNR yang saat ini banyak tersebar di Instansi Pemerintahan Kota Denpasar dengan menempati posisi – posisi strategis.
“Contoh di sini beberapa mahasiswa lulusan Ngurah Rai yang diterima di Pemerintah Kota Denpasar akan menjadi generasi penerus kami. Sebagai pemimpin di Pemerintah Kota Denpasar bahwa apa yang mereka dapatkan di Universitas Ngurah Rai sangat berarti bagi pemerintah Kota Denpasar khususnya dan Bali pada umumnya,” kata Audi.
Dekan Wayan Astawa mengatakan, banyaknya lulusan dari Fishum UNR yang mengisi kantor pemerintahan di Kota Denpasar, menjadi bukti nyata bahwa tidak ada istilah mahasiswa abal-abal di kampusnya, karena semua memiliki kualitas.
“Ya memang itulah adanya. Jadi kami tidak akan mempromosikan bahwa lulusan kami itu yang baik dan terbaik dan sebagainya. Biarlah masyarakat yang menilai seperti yang disampaikan oleh Pak Sekretaris tadi,” ucapnya.
Dalam realitas perkuliahan, lanjut Astawa, sudah disesuaikan dengan proses yang berlaku dan tidak ada yang di luar proses, sehingga akan mengurangi risiko baik secara institusi maupun bagi mahasiswa itu sendiri.
Astawa menambahkan, kuliah praktisi rutin dilakukan setiap semester dengan menyesar ke kantor-kantor pemerintahan yang ada di wilayah Provinsi Bali yang bertujuan untuk memberikan mahasiswanya kesempatan agar bisa mengcompare ilmu yang didapatkan di Kampus.
“Seperti regulasi dari Kemendikbudristek, yang mengibaratkan mahasiswa itu jangan berenangnya di kolam yang tenang, tapi juga berenangnya di lautan terbuka,” ujarnya
Berenang di lautan terbuka yang dimaksud adalah mahasiswa terjun langsung ke lapangan sementara kolam renang yang aman adalah kampus. Sehingga ketika mahasiswa terjun langsung ke lapangan mereka dapat survive. Zor