Pemkot Denpasar

Pemkot Denpasar Dukung Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting

Bagikan

DENPASAR, diaribali.com – Setelah menyasar Kabupaten Buleleng, Jembrana, Karangasem dan Bangli, Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus, juga menyasar Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar.


Kegiatan dipusatkan di Wantilan Pura Dalem Sakenan, Kelurahan Serangan Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Minggu (10/9/23). Promosi dan KIE diikuti lebih dari 400 warga dari berbagai unsur.
Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Denpasar, melalui Staff Ahli Kesra Pemkot Denpasar I Nyoman Artha Yasa, mewakili wali kota.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, kata Artha Yasa, Denpasar memikul persoalan kependudukan yang kompleks karena kepadatannya. Namun Pemkot Denpasar berupaya menekan semua persoalan itu dengan konsep sinergitas.


Dia mengatakan, prevalensi stunting di Kota Denpasar berkisar di angka 5.5 persen. Angka ini akan terus diturunkan bersama instansi lintas sektor dan masyarakat itu sendiri, tentunya.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan dari BKKBN dan Komisi IX DPR RI ini, dalam mewujudkan percepatan penurunan Stanting di Wilayah Kota Denpasar. Semoga dengan kegiatan ini, apa yang menjadi tujuan kita bisa terwujud,” ucapnya.


Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Sarles Brabar, mengungkapkan, stunting saat ini menjadi isu prioritas, karena berpengaruh dengan generasi muda bangsa.


“Saat ini kami bekerja sama dengan Anggota DPR RI (Komisi IX), karena memang kita harus bekerja sama, serta selalu melakukan pendampingan,” ungkap Sarles.


Bali, lanjut Sarles, tergolong provinsi dengan prevalensi stunting sangat kecil jika dibandingkan provinsi lain. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat menjaga kondusivitas ini mulai dari lingkup masyarakat terkecil, yakni keluarga masing-masing.


“Jargon BKKBN bukan lagi ‘dua anak cukup’, tapi keluarga berkualitas. Kualitas terjadi apabila direncanakan dengan baik. Jadi silakan mau punya anak berapa yang penting terencana,” imbau Sarles.
Sementara Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariasa Adnyana, menyampaikan, dengan perkembangan teknologi saat ini, informasi-informasi tentang cara pencegahan balita stunting sangat mudah diakses di berbagai media, baik mainstream maupun internet.


Jika melihat potensi Kelurahan Serangan, dia optimis mampu melahirkan generasi bangsa yang cerdas karena potensi hasil lautnya yang melimpah.


Hasil laut, khususnya ikan, menurutnya, bisa dijadikan sumber gizi yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebab salah satu pemicu stunting adalah kekurangan gizi kronis.
“Kita ini sangat bersyukur, Tuhan melimpahkan sumber pangan melimpah. Sehingga semestinya stunting bisa dicegah,” katanya.


Selain itu, stunting juga dipicu pernikahan di bawah umur. Padahal idealnya wanita minimal 21 tahun dan pria 25 tahun, plus mengikuti tes kesehatan tiga bulan sebelum menikah.
Pada kesempatan itu, Lurah Serangan diwakili Bendesa Adat Made Sendana berterima kasih kepada BKKBN dan Komisi IX DPR RI yang telah memilih wilayahnya sebagai lokasi Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting. rl