Festival Omed-Omedan Digelar saat Ngembak Geni

Tradisi Omed-Omedan di Banjar Kaja, Sesetan (Foto:IST)
Bagikan

DENPASAR, diaribali.com – Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOOF) 2024, rencananya akan digelar pada momentum Hari Ngembak Geni, pada Selasa 12 Maret mendatang. Sejumlah acara akan digelar pada kesempatan itu, yakni kegiatan kesenian, pameran dokumenter, hingga nantinya akan dipuncaki dengan tradisi “Omed-Omedan”, sebuah warisan leluhur, yang masih dilestarikan hingga kini.

Hal tersebut disampaikan saat panitia SHOOF 2024, bersama Jro Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama, Lurah Sesetan Wisnu Wardana, dan beberapa tokoh lainnya. beraudiensi dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, di Gedung DNA Lumintang, Selasa (5/3).

Ketua Panitia, I Gede Sedana menyampaikan, penyelenggaraan SHOOF 2024 yang mengangkat tema Utsaha Jana Kerthi ini, rencananya akan dilaksanakan di depan Banjar Kaja, Desa Sesetan. “Pelaksanaan SHOOF 2024, akan digelar pada Hari Ngembak Geni, yakni sehari pasca Hari Raya Nyepi Caka 1946. Ada beberapa kegiatan, yakni penampilan tari-tarian, musik, kuliner dan ada juga pameran dokumenter Omed-Omedan,” jelas Sedana.

Gede Sedana berharap pelaksanaan SHOOF 2024 dan juga tradisi Omed-omedan, akan mampu memberi warna bagi daya tarik wisata dan juga ekonomi kreatif di Kota Denpasar. “Kami meyakini omed-omedan ini juga memiliki nilai sakral, sehingga harus terus dilestarikan. Selain itu, kami berharap dapat menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan menuju ekonomi kreatif serta meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Kota Denpasar,” paparnya.

Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini sebagai sebuah tradisi adat yang masih dilestarikan hingga kini. Sebagai salah satu warisan leluhur, tradisi Omed-Omedan dinilainya memiliki daya tarik kebudayaan dan pariwisata di Kota Denpasar. “Sebagai sebuah tradisi lama, Omed-Omedan memiliki daya tarik tersendiri. Tentu, penyelenggaraannya harus terus didukung sebagai kekayaan budaya di Kota Denpasar,” ujar Arya Wibawa.

Arya Wibawa juga mengapresiasi peran serta generasi muda Banjar Kaja, Desa Sesetan yang telah begitu antusias dalam upayanya melestarikan warisan budaya leluhur, meski lahir di tengah modernisasi. “Pemkot Denpasar memberikan apresiasi pada generasi-generasi muda yang telah ikut melestarikan warisan budaya, seperti tradisi Omed-Omedan ini. Demi menjaga kelestarian budaya, memang harus dimulai sejak dini,” tandas Arya Wibawa.

Seperti diketahui, tradisi Omed-Omedan adalah ritual saling peluk dan tarik-menarik secara bergantian antara dua kelompok muda-mudi berusia 17-30 tahun, yang rutin diadakan setiap tahun pada hari pertama setelah Nyepi (Ngembak Geni).

Tradisi ini diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-17 yang berawal dari masyarakat kerajaan Puri Oka, Denpasar Selatan. Zor