D2 Fast Track Cetak Lulusan Siap Kerja, Target 2022 Sudah Jalan
BADUNG, DiariBali-
Program unggulan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud dan Ristek) telah merancang program pendidikan Diploma Dua atau D2 Fast Track atau Jalur Cepat.
Politeknik Negeri Bali (PNB) sebagai Perguruan Tinggi vokasi diberikan amanat dan kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikan D2 jalur cepat ini yang bersinergi dengan SMK dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Untuk mencetak SDM unggul ini, tentu terlebih awal harus dibuatkan kurikulum pendidikan yang baik agar sesuai dengan kebutuhan DUDI agar setelah lulus nanti lulusan siap kerja dan direkrut DUDI. Karenanya, PNB dalam penyusunan kurikulum ini melibatkan DUDI maupun KPI agar sinkron antara pendidikan yang ditempuh dengan kebutuhan DUDI.
Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi, SE., M.eCom, usai FGD dan Workshop pengembangan D2 Akuntansi Perpajakan, Kamis (28/10), mengatakan D2 jalur cepat ini sudah dipersiapkan calon mahasiswa, mulai Januari – Juni 2022 sudah ada program. Dan pada bulan Agustus nanti sudah ada penetapan mahasiswa dengan syarat ijin sudah dikeluarkan dari Kementrian.
Abdi yakin sesungguhnya anak SMK merupakan siswa yang luar biasa, namun harus dikuatkan dengan D2 ini, sehingga lulusan tidak ada yang mengganggur. Dari 172 SMK yang sudah berpartner dengan PNB, nantinya di Bali banyak melahirkan SDM yang dibutuhkan DUDI, tidak ada lagi menghasilkan lulusan yang asal-asalan.
“Manakala bisa bersinergi dengan baik, saya yakin lulusan terserap. Kita bersinergi dan bergandengan tangan untuk menciptakan lulusan berdaya saing global. Kualitas SDM benar-benar kita harapkan,” tegasnya.
Abdi menambahkan, untuk jurusan Akuntansi Perpajakan, yang diajak kerja sama baru 5 SMK. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan diperluas lagi, kepada SMK yang memiliki keminatan Prodi mari bergabung bersama PNB untuk menempuh D2 jalur cepat.
“Kita nanti akan berikan kesempatan, kita lihat keminatan dan komitmennya dulu. Pasalnya D2 jalur cepat ini akan dibuat selama lamanya, terencana dan terpola,” imbuh Abdi.
Ini program, lanjut Abdi, unggulan Menteri, dan Dirjen pendidikan Vokasi akan dikawal dan disukseskan. SMK dan DUDI berkewajiban menghsilkan lulusan berkualitas. Nah SDM berkualitas tidak hanya datangnya dari PNB, kompeten dan profesional SDM juga dilahirkan berkat sinergi dari SMK DUDI, KPI, maupun pengguna lainnya.
Sementara Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profeai Beny Bandanadjaya hadir secara online mengatakan tahun 2022 nanti siswa SMK agar sudah diseleksi olek SMK partner. Sambil jalan ijinnya masih diproses oleh Kementerian. Pihaknya berharap bulan November ini sudah adanya perekrutan, meski statusnya calon mahasiswa.
Calon mahasiswa, kata Beny, sebelumnya harus mengikuti rekognisi pembelajaran lampau (RPL), karena harus dicari siswa yang memiliki kompetensi untuk mengambil SKS semester pertama.
Selanjutnya pada bulan Januari – Juni, mereka akan diberikan tambahan muatan pembelajaran yang sesuai D2. Artinya siswa perlu dibina dan diberikan pembelajaran tambahan. Tentunya harus ada pembicaraan antara PNB dengan sekolah SMK. Karena kurikulum yang dibuat Perguruan Tinggi harus dimatchkan.
Setelah lulus SMK dan lolos RPL, siswa SMK baru ditetapkan sebagai mahasiswa akan mengikuti proses perkuliahan selama tiga semester atau satu setengah tahun.
“Sehingga Agusttus 2022 sudah ada mahasiswa jalur cepat masuk ke PNB. PNB diharapkan memproses izin D2 jalur cepat. Dan izin diharapkan keluar sebelum Agustus,” tegasnya.
“Menurut saya D2 jalur cepat ini merupakan program yang bagus, sinergi antara dunia pendidikan, akademisi dan praktisi yang bermuara menghasilkan tenaga kerja yang handal,” ungkap AA Ketut Suardika selaku perwakilan DUDI.
Karenanya, sambung Suardika, dunia pendidikan tidak lagi disebut pencipta sampah masyarakat. Melainkan sudah berkolaborasi dengan praktisi yang nantinya lulusan mampu terserap di dunia kerja atau menjadi seorang wirausaha.
Suardika yakin, dengan menempuh pendidikan D2 jalur cepat ini lulusan akan terserap di dunia kerja. Pasalnya saat kuliah nanti waktunya sebagain besar waktunya dihabiskan untuk praktik di lapangan.
“Saat lulus nanti sangat mudah diserap di dunia kerja, tentunya di tempat dirinya praktek nanti,” imbuhnya.
Dirinya berharap dalam keterlibatan penyusunan kurikulum D2 ini, DUDI memiliki peran dalam penilaian terhadap mahasiswa itu sendiri. Jadi peran DUDI tidak sebatas menjadi tempat praktik saja, namun DUDI juga memiliki peran aktif dalam penilaian maupun evaluasi terhadap capaian-capaian mahasiswa di lapangan. (TIM)
KET: Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi (kiri) saat FGD dan Workshop Pengembangan D2 Jalur Cepat Prodi Akuntansi Perpajakan