2nd Annual Meeting of The Udayana University International Advisory Board

Bagikan

BADUNG, diaribali.com – The 2nd Annual Meeting of The Udayana University International Advisory Board (IAB) dilaksanakan di Movenpick Resort & Spa Jimbaran, Kamis (28/9/2023).

IAB Meeting yang kedua ini dihadiri langsung oleh enam IAB Members, Local IAB Members, Rektor Universitas Udayana, Para Wakil Rektor, Pimpinan Lembaga, Pimpinan Fakultas dan Pascasarjana, Rektor Universitas Ngurah Rai, serta undangan lainnya.

Adapun IAB Members yang hadir yakni Prof. Adrian Vickers, Prof. Harry Palm, Prof. Kadambot Siddique, Prof. Elkhonon Goldberg, Prof. Fusanori Miura dan Prof. Osamu Matsushita, serta IAB members dari Universitas Udayana (Unud) yakni Prof. Ketut Suastika, Prof. Ketut Budi Susrusa dan Prof. I Gede Mahardika.
Acara ini diawali dengan internal meeting antara Rektor Unud dengan IAB Members dimana dalam kesempatan tersebut Rektor mempresentasikan terkait keberadaan Universitas Udayana dan sumber daya yang dimiliki serta rencana program internasionalisasi.

Usai presentasi dari Rektor, masing-masing IAB Members menyampaikan pandangannya dan memberikan masukan-masukan.

Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara dalam sambutannya menyampaikan pengakuan internasional bukanlah suatu pencapaian yang mudah dan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Hal ini merupakan hasil kegiatan berkesinambungan yang melibatkan pengelolaan program studi, kinerja sumber daya manusia dalam hal ini dosen dan tenaga administrasi, serta input mahasiswa dan output lulusan.

Universitas Udayana telah menginisiasi sejumlah program kuliah internasional dan kerjasama penelitian, namun tentunya masih banyak upaya lain yang perlu dilakukan agar dapat diakui secara global.

Internasionalisasi menjadi kinerja utama yang harus dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia, dan tentunya Universitas Udayana. Lima dari delapan kinerja utama yang ditetapkan Kemendikbukristek menunjukkan tujuan internasional, yaitu program studi harus mencapai akreditasi internasional, program studi harus memiliki kerjasama internasional, luaran penelitiannya diakui secara internasional, dosen mempunyai kegiatan internasional, dan mahasiswa mempunyai kegiatan di luar kampus.

Melihat besarnya tujuan dan tantangan yang dihadapi, maka diperlukan upaya besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan kegiatan sosialisasi Universitas Udayana agar dapat diakui secara internasional.

Oleh karena itu, pihaknya memandang sangat penting untuk membentuk Dewan Penasihat Internasional yang terdiri dari berbagai ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Berdirinya IAB Unud diharapkan mampu mendukung Unud menjadi Unggul, Mandiri, Berorientasi Budaya dan Diakui Global.

“Saya sangat yakin kita semua akan melakukan diskusi aktif dengan anggota IAB dan menghasilkan kesimpulan bermanfaat yang dapat kita tindak lanjuti dalam tindakan menuju pengakuan internasional terhadap Udayana.

Momen emas ini juga merupakan peluang besar untuk memperluas jaringan dan menjajaki peluang pertukaran jangka pendek dosen, staf, dan mahasiswa ke universitas luar negeri,” ujar Prof. Antara.

Pada 2nd Annual Meeting ini juga dilaksanakan dialog interaktif dengan Ketua IAB Unud Professor Adrian Vickers dengan topik Strategies for Accelerating Internationalization of Udayana University yang dilanjutkan dengan empat Parallel Sessions yakni Health, Science, Engineering dan Social Sciences.rl

Sumber:www.unud.ac.id