Tim PKM UNR Revitalisasi Usaha Perajin Lontar di Gianyar

GIANYAR-DiariBali
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Ngurah Rai (UNR) yang diketuai Nyoman Dwika Ayu Amrita, S.E., M.Si., dan anggota, Drs. I Dewa Gede Putera Sedana, MAP., merevitalisasi usaha kerajinan daun lontar di Banjar Madangan Kelod, Desa Petak, Kecamatan/Kabupaten Gianyar.
Dalam PKM yang menggunakan dana hibah internal ini, Tim PKM menggandeng Tipat Sari sebagai mitra. Tipat Sari merupakan kelompok perajin daun lontar menjadi barang perlengkapan sehari-hari, contohnya tas. Kelompok ini beranggotakan 30 ibu rumah tangga di banjar setempat.
Meski berdiri sejak tahun 1995, kelompok yang diketuai oleh Dewa Ayu Puspa Dewi ini belum maksimal dalam hal produktivitas, manajemen, hingga pemasaran. Apalagi sejak Covid-19 menerjang, orderan produk kerajinan berbahan daun lontar sangat sepi. “Karena sepi, mereka kembali bertani,” kata Dwika Ayu Amrita, di Denpasar, Selasa (4/1).
Dwika Ayu Amrita menambahkan, setelah dilakukan observasi, ditemukan sejumlah perajin yang sangat membutuhkan bantuan. Secara umum, masalahnya terletak pada alat produksi yang kurang memadai, tidak memiliki wawasan tentang pemasaran online, tidak memiliki pengetahuan tentang manajemen kelompok, pembagian tugas anggota dan pencatatan administrasi laporan keuangan secara cermat dan teliti.
Padahal kerajinan daun lontar punya prospek yang baik serta banyak diminati oleh wisatawan karena terbuat dari bahan alami dan bentuk yang sangat artistik. Sehingga usaha kerajinan daun lontar merupakan tumpuan ekonomi masyarakat di Banjar Madangan Kelod.
Pendekatan yang dilakukan adalah melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pemilik usaha kerajinan daun lontar Tipat Sari sehingga diperoleh kebutuhan utama untuk peningkatan produktivitas adalah tersedianya alat produksi yang memadai, meningkatnya pemahaman mitra tentang pemasaran online serta meningkatnya kemampuan manajemen kelompok dan membuat pembukuan usaha secara sederhana.
“Target luaran yang akan dicapai adalah tersedianya peralatan yang memadai dan mitra mampu meningkatkan jumlah produksi kerajinan sebesar 30%, mitra mampu meningkatkan penjualan sebesar 30%, serta seluruh anggota kelompok pengrajin mampu memahami tentang manajemen kelompok dan mampu membuat pembukuan kelompok,” jelasnya.
“Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah didahului dengan pengumpulan informasi dari kondisi mitra, perancangan kegiatan yang akan dilakukan, dilanjutkan dengan sosialisasi program, melakukan pelatihan, pendampingan serta evaluasi,” terangnya. TUM