Seniman Dalang Denpasar Berpulang
“Telah berpulang seniman dalang legendaris berprestasi jero dalang I Made Kembar”.
DENPASAR- Diari Bali
Bertepatan Hut Kemerdekaan RI ke-76 Denpasar kembali kehilangan seniman legendarisnya. Kali ini, sosok seniman Jero Dalang I Made Kembar (69)asal Banjar Padangsumbu Kelod, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat, telah meninggal akibat sakit yang dideritanya.
I Wayan Sutana anak dari almarhum menjelaskan, ayahnya meninggal akibat gejala struk ringan. ” Sebelumnya sempat jatuh dari tangga, kemudian sempat dilarikan langsung ke RS Surya Husada. Ayah saya dinyatakan mengalami gejala struk ringan dan meninggal pada pukul 17.00 sore, ” jelas Sutana saat dikonfirmasi, Rabu (18/8/2021).
Dijelaskan, almarhum Jero Dalang Made Kembar meninggalkan dua orang istri dan empat orang anak. Rencananya, almarhum akan diupacarai pengabenan pada 24 Agustus mendatang. ” Rencana pengabenan akan dilaksanakan 24 Agustus ini,” ucap Sutana.
Menurutnya, sosok almarhum adalah seorang pembina pedalangan di Denpasar mulai 2010. ” Tahun 2010 menjadi pembina pedalangan di Denpasar yang telah banyak melahirkan dalang remaja berprestasi. Selain itu dirinya menjadi pengurus Pepadi,” ungkapnya.
Dalang Made Kembar dikenal sebagai dalang yang pinih sepuh dan eksis hingga kini di ibukota Bali. Almarhum merupakan seniman otodidak yang telah berkiprah di dunia pedalangan sejak 1973. Selain itu, suami dari Nengah Gubrik dan Ni Wayan Keni ini pernah menjabat sebagai Ketua Pepadi Denpasar sekitar tahun 2014.
Sementara disisi lain, Guru Anom Ranuara salah seorang seniman dalang di Denpasar menuturkan, dalang Made Kembar cukup eksis mendalang meski usianya tidak lagi muda. ” Jero Dalang Made Kembar satu-satunya dalang yang usianya cukup tua dan masih eksis di Denpasar, ” ungkap Guru Anom.
Beberapa waktu lalu, Jero Dalang Made Kembar sempat tampil mengisi Denpasar Maprawerti yaitu hajatan Denpasar Festival akhir tahun lalu. Baginya tampil memainkan wayang menjadi kebiasaan baru bagi seniman dalang I Made Kembar. Sebab, sebagai tambahan yang wajib ia lakukan adalah penerapan Protokol Kesehatan (Prokes), seperti memakai masker, mencuci tangan, dan hand sanitezer.
Demikian pula pada saat pentas, harus mengatur jarak dengan pemaian lain, yakni jarak dengan penabuh (pemain gamelan), dan ketengkong (orang yang menyiapkan wayang). Bahkan, selalu dijaga ketat oleh Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 dan Polisi untuk memastikan jalan petunjukan benar-benar menarapkan Prokes.
Sejak Maret 2020 ketika Virus Corona mewabah di Pulau Dewata, jero dalang Kembar yang tinggal di Desa Padang Sumbu Kelod, Kecamatan Denpasar Barat itu sudah tidak memainkan wayang lagi. Namun, setelah Bali menerapkan tatananan kehidupan era baru mulai Juni 2020 ia mulai pentas lagi.
Jenis pertunjukan wayang dimainkan pun terbatas, yang tidak boleh wayang peteng (pentas malam), melainkan wayang lemah (pentas siang) yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara.
“Berbagai penghargaan dan piagam telah diterimanya, salah satunya dari Menteri Penerangan Harmoko di Jakarta, kemudian tampil membawakan wayang kulit diberbagai baik di dalam negeri hingga ke luar negeri,” pungkasnya (Tim)