iklan warmadewa

POP Kemendikbudristek-BWL Gerakkan 100 Sekolah dan Tingkatkan Kapasitas 1.900 Guru

yayasan wastu lestari
Penyerahan hadiah pemenang lomba video kampanye, lomba desain infografis, dan lomba artikel ilmiah populer oleh Kabid Pembinaan Ketenagaan Disdikpora Denpasar, Ayu Agustini didampingi Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati, SE, MSi

yayasan bali wastu lestari

DENPASAR, diaribali.com – Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbudristek dan Yayasan Bali Wastu Lestari (BWL) yang berjalan sejak tahun 2021 telah berhasil menggerakkan 100 sekolah sasaran dan meningkatkan kapasitas 1.900 guru di Kota Denpasar. Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati, SE, MSi dalam kegiatan Apresiasi POP Kemendikbudristek 2021-2023 pada Senin (12/6).

Acara apresiasi yang sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup 2023 berlangsung di Riverside Convention Center, Padangsambian Kaja, Kota Denpasar. Acara itu dihadiri kepala sekolah, guru, dan perwakilan siswa-siswi dari 100 sekolah sasaran POP di Kota Denpasar.

Dalam acara apresiasi itu juga diumumkan dan diserahkan pemenang lomba video kampanye, lomba desain infografis, dan lomba artikel ilmiah populer. SDN 13 Sesetan berhasil menjadi juara 1 video kampanye, SDN 3 Pedungan menyabet juara 1 desain infografis, dan SDN 5 Pedungan meraih juara 1 artikel ilmiah populer.

Riawati menjelaskan, BWL bekerja sama dengan Disdikpora Kota Denpasar telah melaksanakan pendidikan, pelatihan, pendampingan, monitoring, dan mengawal aksi nyata yang berfokus pada Pengembangan Numerasi, Literasi, dan Karakter terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup Berlandaskan Tri Hita Karana. Melalui Kebijakan Merdeka Belajar POP, BWL berkomitmen bersama Kemendikbudristek bergotong royong membangun perubahan perilaku yang berperan penting terhadap mitigasi perubahan iklim yang kini sudah menjadi ancaman global krisis iklim yang berdampak pada bencana.

BACA JUGA:  Satpol PP Tertibkan Ratusan Baliho dan Pamflet di Seluruh Wilayah Denpasar

Dia menegaskan, pendidikan berperan vital dalam mempengaruhi perilaku konsumsi. “Untuk itulah dilaksanakan peningkatan kapasitas tenaga kependidikan agar mampu melahirkan insan-insan yang memiliki wawasan, menumbuhkan kesadaran, dan tergerak melaksanakan aksi nyata kebiasaan 3R, memilah sampah, mengolah dan bersama-sama mendorong ekonomi sirkuler untuk keberlanjutan,” jelasnya.

Disampaikan pula, 100 sekolah sasaran telah bergotong royong menjadikan total 96,6 ton sampah nonorganik menjadi bahan baku industri daur ulang. Bank Sampah Induk Bali Wastu Lestari, BSI Bali Bersih, dan Bank Sampah Sektor Saranagathi yang dengan sabar dan dedikasi tinggi menjadi penjamin pasar, sehingga 96,6 ton sampah nonorganik tersebut mendorong terwujudnya ekonomi sirkuler dengan nilai Rp468 juta. Melibatkan partisipasi lebih dari 11.200 warga sekolah yang sudah memilah sampah dan menyetornya ke bank sampah sekolah.

“Hasil pengelolaan sampah organikpun cukup membanggakan. Ratusan liter eco enzyme telah dihasilkan secara berkala, lubang resapan biopori telah menjadi komporter alami yang mengolah ratusan kg dedaunan dan sisa canang. Serta tong komposter telah mengolah ribuan kilo sampah organik dan menghasilkan ribuan liter pupuk organik cair,” papar Riawati.

Ni Ketut Irma Parwati selaku Pengawas Pendamping Lapangan POP Kemendikbudristek dalam kesempatan ini mengatakan, POP merupakan Program Merdeka Belajar episode keempat. POP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melibatkan peran serta organisasi kemasyarakatan (ormas), salah satunya Yayasan Bali Wastu Lestari.

BACA JUGA:  Cegah Kriminalitas, Pemkot Denpasar Ganti Lampu Penerangan Jalan dengan LED

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabid Pembinaan Ketenagaan Disdikpora Denpasar, Ayu Agustini, menyampaikan apresiasi kepada sekolah-sekolah sasaran yang telah melakukan praktik baik dan mendorong aksi nyata terhadap pendidikan lingkungan hidup. Wali Kota menegaskan bahwa tanggung jawab menjaga Bumi harus ditanamkan sejak dini kepada siswa dengan memasukkan literasi dan numerasi tentang lingkungan hidup.  Sekolah yang menjadi sasaran diharapkan tetap melanjutkan implementasi dari POP serta menjadi contoh dan dapat mengimbaskan pengalaman dan pengetahuannya ke sekolah lainnya. Zor