Piodalan Kapat, Momen Perkuat Ikatan Spritual Warga Perdiknas dengan Tuhan

Perdiknas
Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda saat melakukan persembahyangan di Padmasana Perdiknas

DENPASAR, diaribali.com – Bertepatan dengan Purnama Kapat, Jumat (29/9), Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar menggelar upacara Piodalan di Padmasana Perdiknas, Jalan Tukad Yeh Aya, No.15. Upacara keagamaan Hindu itu dipuput oleh Ida Pedanda Istri Gede dari Griya Sanur, Denpasar.

Ketua Perdiknas, Dr. AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda menyampaikan, purnama kapat merupakan musim semi, dimana bunga-bunga sedang bermekaran. Oleh karenanya dianggap sebagai hari baik untuk melakukan pemujaan, meditasi, refleksi dan kontemplasi spiritual.

Purnama kapat lanjut pemilik sapaan akrab Gung Eddy ini, adalah saat untuk merenungkan berkat-berkat yang diterima oleh Perdiknas dan memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan melalui pemujaan dan puji bersyukur.

“Patut disyukuri, hampir tahun ke lima saya menjabat, diakhir jabatan ada surprise yang luar biasa diberikan oleh Tuhan seperti penambahan dua guru besar wanita Undiknas, bertambahnya dosen yang menyelesaikan studi, serta perolehan jumlah siswa SMP Nasional, SMK Teknologi Nasional, dan mahasiswa Undiknas masih tetap stabil dan rampungnya pembangunan gedung B bulan November nanti, ” kata Gung Eddy.

Dengan semua berkat tersebut, kata Gung Eddy, perjalanan ke depan harus semakin dikuatkan dan selama perjalan itu pula, perlu untuk memiliki ketekunan dan rasa syukur atas kemajuan yang telah diraih, sekecil apapun. “Ini akan membantu kita tetap termotivasi dan positif dalam menghadapi rintangan,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Libatkan Menteri hingga Duta Besar, Aksi Bersih Sampah Laut Kedonganan Diikuti 8.600 Peserta

Menurutnya, segala bentuk kesuksesan patut dirayakan mulai dari kesuksesan kecil hingga kesuksesan besar, namun dengan dimensi yang tidak lepas dari situasi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.

“Semoga karyawan dan dosen memiliki persepsi dan semangat yang sama dan kecepatan yang sama. Kalau regu gerak jalan yang kuat dan yang lemah harus finish bersamaan. Semoga Tuhan dan pendiri yang sudah almarhum memberikan jalan yang lebih baik untuk periode berikutnya,” harap Gung Eddy.

Panitia yang juga Kepala SMP Nasioanl Denpasar, Ni Putu Supadmi, S.Pd mengatakan, upacara piodalan di Padmasana Perdiknas mengambil tingkatan yang utama sekaligus melakukan mecaru pancawarna yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan di sekitar Perdiknas.

“Semoga pembersihan alam ini memberikan aura lebih positif, dan proses belajar mengajar tetap berjalan lancar tanpa hambatan,” ujarnya.

Beberapa rangkaian yang dilakukan sebelum puncak piodalan seperti pembersihan sarana dan prasarana, serta nunas tirta di Pura Kayangantiga Desa Panjer. Zor