ITB STIKOM Bali Satu-satunya PTS Ditunjuk sebagai Pendamping SMK

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dan Pembina Yayasan WDS Denpasar, induk STIKOM Bali Group, Prof. Dr. I Made Bandem, MA.
Bagikan

DENPASAR– Diari Bali
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menaruh kepercayaan penuh terhadap Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) ditunjuk sebagai pendamping Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan se- Indonesia.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21/D/O/2021 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Sebagai Pendamping Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan tahun 2021 tertanggal 20 April 2021 yang ditandatangani oleh Dirjen Vokasi Kemendikbud RI Wikan Sakarinto. Demikian disampaikan
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, Selasa (18/5).

Tak hanya ITB STIKOM Bali, kepercayaan ini juga diberikan kepada dua perguruan tinggi negeri besar di Bali. Namun, ITB STIKOM BALI menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) di Bali yang mendapat kesempatan langka ini yang menaungi SMK se- Bali.

Berdasarkan keputusan tersebut, ITB STIKOM Bali sebagai salah satu perguruan tinggi pendamping bertugas untuk berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, perguruan tinggi lainnya, dinas pendidikan provinsi, dan dinas terkait pendampingan pemenuhan 8 (delapan) standar nasional pendidikan dan implementasi link and match dengan dunia kerja.

Adapun tupoksi (tugas, pokok dan fungsi ) yang bakal kerjakan antara lain memfasilitasi dan/atau pelatihan pelaksanaan in house training kepada kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat keunggulan, serta pengawas sekolah.

Selain itu, pendampingan kepala sekolah di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan SMK.

Dan yang tidak kalah pentungnya, melakuka pendampingan penggunaan teknologi bagi kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan; dan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan tindak lanjut capaian pembelajaran di SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan.

Sesuai laman data pokok SMK, di Bali tercatat 178 SMK, terdiri dari 53 SMK negeri dan 125 SMK swasta. Asal tahu saja, dari 125 SMK swasta tersebut, tujuh di antaranya bernaung di bawah STIKOM Bali Group dengan bendera SMK TI Bali Global yang tersebar di Denpasar, Jimbaran, Dalung, Abiansemal, Klungkung, Karangasem dan Singaraja,

Masih dari laman data pokok SMK tersebut, rincian sebaran SMK negeri dan swasta se-Bali sebagai berikut. Kabupaten Buleleng 31 SMK, Jembrana (10), Tabanan (14), Badung (27), Gianyar (29), Klungkung (8), Bangli (12), Karangasem (13) dan Denpasar sebanyak 34 SMK.

Menanggapi kepercayaan dari Dirjen Vokasi Kemendikbud RI tersebut, Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan hal itu sebagai kepercayaan yang luar biasa dan diluar dugaannya.

“Sungguh ini kepercayaan yang luar biasa dan di luar dugaan kami. Tapi kalau boleh menebak, saya menduga kiprah STIKOM Bali selama ini dengan tujuh SMK dan lima lembaga vokasi binaan memang sudah sampai ke telinga bapak Dirjen Vokasi,” jelas Dadang.

Artinya, masih kata Dadang Hermawan, apa yang telah dibuat STIKOM Bali untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi guna menyiapkan generasi muda unggul setidaknya kini mendapat kepercayan yang lebih besar dari pemerintah.

Pengalaman itulah yang ingin dibagi dengan SMK lain. Dan ini menjadi penyemangat bagi kami guna membantu mengembangkan SMK lain di seluruh Bali sesuai tupoksi yang diamanatkan dalam surat keputusan bapa Dirjen Vokasi tersebut.

“Prinsipnya kami siap melaksanakan tugas ini. Sambil menunggu juknis lebih lanjut, kami akan segera membentuk tim untuk mengimplementasikan SK Dirjen Vokasi tersebut,” tambah Dadang Hermawan di tengah2 kesibukannya.

Menurut Dadang Hermawan, para siswa SMK memang harus diperlakukan berbeda dengan para siswa SMA umum. Sebab, siswa SMK tidak didesain agar mereka melanjutkan kuliah lalu tamat sebagai peneliti atau akademisi melainkan mereka didesain sebagai pekerja profesional di bidang masing-masing.

“Selama ini para lulsan SMK sepertinya disamakan dengan lulusan SMA sehingga mereka berlomba-lomba melanjutkan kuliah dengan mengambil program studi yang kurang sesuai dengan jurusan awal di SMK. Yang benar lulusan SMK harus mengambil program studi vokasi agar kelak dia lebih profesional sesuai bidangnya. Berbeda dengan siswa SMA yang memang didesain kelak sebagai peneliti atau akademisi sehingga wajib melanjutkan pendidikan tinggi hingga program doktor. Ini yang perlu diluruskan agar anak-anak SMK termotivasi karena merekalah yang kita siapkan menjadi generasi unggul kelak,” beber Dadang Hermawan.

Dalam kesempatan yang sama, Pembina Yayasaan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar yang menaungi STIKOM Bali Group, Prof. Dr. I Made Bandem, MA., juga menyambut gembira kepercayaan dari Kemendibud RI ini.

Menurut Prof. Bandem saat ini di Bali tidak kurang dari 10.000 pelajar dan mahasiswa binaan Yayasan WDS Denpasar, baik yang kuliah ITB STIKOM Bali, Poltek Ganesha Guru, Polnas Denpasar maupun pelajar tujuh SMK TI Bali Global bahkan para siswa binaan LPK Darma, LPBA dan Bisma informatika yang ingin manjajal dunia kerja di luar negeri.

“Jadi kepercayaan dari pemerintah ini sekaligus bukti bahwa apa yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan oleh STIKOM Bali Group sudah on track dan perlu ditularkan ke SMK lainnya dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul di era Society 5.0,” pungkas Prof. Bandem mengakhiri. (RED).