Prodi Arsitektur Unwar Temukan Fakta Baru tentang Bambu di Desa Belega

Screenshot_2023-08-28-16-07-10-307_com.miui.gallery
TIM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa di Desa Belega

GIANAYAR, diaribali.com – TIM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa (FTP Unwar) pada Sabtu 26 Agustus 2023 melakukan penjajakan ke Pengrajin Bambu, di Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, pada program PKM di tahun ke dua.

Penjajakan yang dilakukan oleh mahasiwa dan dosen ini, menemukan beberapa temuan, terkait pengolahan limbah bambu. Tak hanya itu, pada PKM tahun ke dua ini, Tim Prodi Arsitektur Unwar juga menelusuri fakta jejak Pengrajin Bambu Belega.

Dalam penelusuran yang berlangsung selama lima bulan terakhir, ditemukan bahwa proses pengawetan bambu dan material bambu untuk konstruksi yang dilaksanakan ternyata menyisakan sampah/limbah sisa bambu. Sisa – sisa bambu yang ada secara langsung digunakan sebagai bahan dalam pembakaran/proses pengawetan bambu.

Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah penggunaan limbah/sampah sisa bambu untuk mendukung proses pengawetan bambu. Bambu – bambu sisa tersebut dikumpulkan dan dijadikan bahan untuk proses pemanasan dalam perendaman bambu pada pengawetan bambu.

Secara konsep, pemanfaatan limbah bambu ini secara sirkular menjadi nilai jual mahal yang menunjukkan bahwa bambu bukan material yang “murahan”.

Hal ini sesungguhnya menjadi sebuah nilai jual lebih untuk mitra bambu suplier bambu mengembangkan bisnisnya. Sehingga dalam PKM ini, tim membantu untuk mengemas nilai jual bambu dalam sebuah ramuan narasi dalam pengawetan bambu secara sirkular dalam upaya untuk menunjukkan ke masyarakat awam di Bali bahwa bambu dengan kualitas baik terbentuk dari proses yang panjang hingga sisa-sisa bambu nya pun dimanfaatkan dan berguna untuk keberlanjutan ke depan.

BACA JUGA:  Unud Kukuhkan 12 Guru Besar, Rektor: Total Ada 230 Kedepan Terus Bertambah

Sebelumnya, pada pelaksanaan PKM tahun pertama, telah ditemukan bahwa bambu untuk bangunan dan konstruksi melalui proses treatment (pengawetan bambu) sehingga bambu siap pakai untuk bangunan dan konstruksi.

Selaras dengan hal tersebut, permintaan bambu yang diawetkan juga terus meningkat, mengikuti tren bangunan bambu masa kini. Bambu yang dulunya mempunyai citra material murah dan digunakan untuk masyarakat menengah ke bawah, nampaknya bertolak belakang dengan apa yang telah ditelusuri Tim PKM Prodi Arsitektur FTP di Belega.

Bambu-bambu konstruksi saat ini mempunyai nilai jual yang lebih mahal, selain karena banyak arsitek bambu yang mempunyai proyek di Bali, kebutuhan akan kelayakan umur bambu yang lebih panjang juga diperlukan.

Dalam pelaksanaan PKM tahun ke dua ini, melibatkan 15 mahasiswa dalam terusan mata kuliah Konstruksi Kayu dan Bambu sehingga mampu menjadi sebuah program yang bersinergi antara pendidikan, penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk kuliah lapangan. rl