Perdiknas Peringati Hari Guru Nasional, Gung Eddy: Guru Hebat Dilahirkan dari Lingkungan Hebat
DENPASAR, diaribali.com – Keluarga besar SMP Nasional (Spenas) dan SMKS Teknologi Nasional (Teknas) Denpasar dibawah naungan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) melaksanakan apel serangkaian Hari Guru Nasional 2024 dan HUT ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di halaman sekolah Spenas, Senin (25/11/2024).
Ketua Perdiknas Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, bertindak selaku inspektur upacara sekaligus membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.
Dalam memaknai hari guru tahun ini yang bertema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, Ketua Perdiknas menarik ke dalam ajaran Hindu, yakni Catur Guru. Catur atau empat jenis guru memang menjadi salah satu pedoman bagi umat Hindu.
Gung Eddy, sapaannya, menegaskan peringatan hari guru merupakan momentum mempererat sinkronisasi dan visi misi di antara catur guru tersebut. Untuk konteks guru pertama, yakni Guru Swadhyaya (Tuhan) sudah dilakukan berupa persembahyangan secara rutin.
Sisanya ketiga guru dalam kehidupan nyata, yakni Perdiknas selaku pemerintah, guru sebagai pendidik dan orangtua siswa itu sendiri harus memperkuat genggaman tangan.
“Perdiknas ibarat pemerintah bertugas menciptakan kebijakan yang hebat, guru di sekolah sebagai pelaksana dan orangtua sebagai support system. Ketiga guru ini harus satu visi. Kalau satu saja tidak mendukung, pasti lemah,” kata Gung Eddy.
Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda
Menurut Gung Eddy, guru hebat dilahirkan dan diproses dari lingkungan hebat. Dukungan oleh orangtua selaku investor. Kemudian, tugas Perdiknas adalah menelurkan kebijakan. Sehebat apapun kebijakan, jika tidak didukung oleh kedua guru tersebut, tidak akan berarti apa-apa.
Merespons pesan-pesan Mendikdasmen, terkait peningkatan kulitas guru, terutama dari sisi kualifikasi pendidikannya, Perdiknas mengklaim telah melampaui standar dasar Kemendikdasmen.
“Bapak Menteri mensyaratkan kualifikasi guru minimal DIV/S1. Kami di Perdiknas sudah S2 rata-rata. Bahkan Kepala SMKS Teknas dan Wakaseknya sudah doktor,” papar Gung Eddy.
Demikian pula soal peningkatan kualitas melalui pelatihan sudah dilakukan. Ia menilai poin kedua ini, tidak perlu diperdebatkan lagi sebab dengan kemajuan teknologi, memudahkan pelatihan secara online, tanpa mengurangi substansi.
Yang sedang diupayakan Perdiknas, sambung Gung Eddy, adalah poin yang memberikan kesempatan guru berwirausaha agar bebas finansial. Ia berusaha menuangkan kebijakan yang pro-guru, salah satunya dengan memberi tunjangan pendidikan S2 dan S3.
“Semoga tunjangan pendidikan dan kebijakan lain menjadi modal dasar bagi guru kami menuju bebas finansial,” harapnya.
Gung Eddy kembali menegaskan komitmennya untuk mempererat visi ketiga komponen guru. Ia yakin, guru hebat menghasilkan anak-anak hebat. Anak-anak hebat akan menjadikan negara kuat.
“Tuhan tidak mungkin menciptakan kita sebagai makhluk tanpa alasan. Tuhan memberikan kebebasan kita memilih. Tapi pilihan kita terkadang jauh dari kata hebat. Misalnya soal kejujuran. Kita diajarkan jujur oleh orangtua, namun apakah di sekolah ada kejujuran itu? Pemerintah juga apakah sudah jujur dalam membuat kebijakan?,” pungkas Gung Eddy. Ast