Manfaatkan Lahan Non Produktif untuk Tanam Cabai
BULELENG, diaribali.com – Pemanfaatan lahan tidak produktif dengan melakukan penanaman berbagai bahan kebutuhan seperti cabai, bawang merah dan bawang putih dapat membantu dalam menekan pengendalian inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pangan.
Seperti yang dilakukan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, ia memanfaatkan lahan tidak produktif di lingkungan Pemkab Buleleng seluas dua hektare dengan menanam bibit cabai. Hal itu mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Dewa Indra berharap, gerakan penanaman bibit cabai dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan milik pemerintah dapat mengendalikan inflasi.
“Hari ini, di tempat yang bagus ini kita bersama mengikuti gerakan penanaman cabai. Ini hal luar biasa yang patut kita apresiasi,” kata Dewa Indradi sela acara gerakan penanaman cabai di Hutan Kota Banyuasri, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Jumat (1/3).
Selain itu, Dewa Indra juga berharap agar kegiatan ini mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Ia ingin, program pemanfaatan lahan milik pemerintah untuk ditanami kebutuhan pangan bisa diketuktularkan ke kabupaten/kota lainnya di Pulau Dewata.
Mencontoh apa yang dilakukan oleh Pemkab Buleleng, ia membuka kesempatan bagi pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan lahan milik Pemprov. “Lahan milik Pemprov cukup banyak hamparannya. Itu bisa dimanfaatkan untuk hal produktif serta bermanfaat seperti ini,” ujarnya.
Tak hanya cabai, lahan-lahan itu juga bisa ditanami bahan kebutuhan yang berpotensi menyumbang angka inflasi seperti bawang serta bunga yang merupakan bahan canang sari.
Lebih lanjut dikatakan, Dewa Indra yang juga selaku Ketua Satgas Pangan Provinsi Bali menyebut gerakan ini sebagai langkah luar biasa, bukti nyata kolaborasi Forkopimda Kabupaten Buleleng dalam upaya pengendalian inflasi.
Sementara itu, Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa lahan seluas dua hektar yang digunakan untuk penanaman bibit cabai merupakan aset Pemkab Buleleng yang selama 18 tahun hanya ditumbuhi semak belukar.
“Lokasinya sangat strategis di tengah kota, kita akan kembangkan menjadi city farming. Ini juga bagian dari upaya kita dalam pengendalian inflasi,” cetusnya.
Lahan seluas dua hektar itu ke depannya tidak hanya akan ditanami bibit cabai, namun juga produk lain yang selama ini identik sebagai penyumbang angka inflasi seperti bawang.
“Kita juga akan tata menjadi lokasi joging track. Ini tak menggunakan dana APBD. Untuk pembukaan lahannya kita dibantu TNI, bibit tanaman cabai dari Bank Indonesia. Nanti untuk pemeliharaannya akan dilakukan petugas kebersihan,” pungkasnya.Zor