KEK Kura-Kura Berpotensi Membuka Kesempatan Kerja Bagi Masyarakat Bali
DENPASAR, diaribali.com – KEK Kura-Kura yang berada di Pulau Serangan, Bali berpotensi mendatangkan devisa baru bagi Indonesia. Adapun KEK Kura-Kura ini diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2023.
KEK Kura-Kura akan berdampingan dengan KEK Sanur yang fokus pada health tourism dengan pembangunan Rumah Sakit Internasional (RSI) Sanur yang bekerjasama dengan Mayo Clinic, sebuah klinik internasional ternama. Dua KEK ini akan melengkapi destinasi Bali khususnya kota Denpasar, dan sekaligus dua KEK ini menjadi sumber devisa baru bagi negara.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menjelaskan, konsep yang dikembangkan di KEK Sanur yakni wisata peminatan yang sudah memiliki segmen pasar sendiri. Dengan hadirnya kampus ternama seperti MIT, Sichuan University akan menjadikan kawasan KEK Kura-Kura menjadi pusat pendidikan dan sekaligus pariwisata atau eco tourism.
Berkembangnya kawasan pendidikan internasional di Bali menurut Suryawijaya akan memunculkan potensi devisa baru, karena akan diikuti oleh investasi seperti pembangunan akomodasi baru yang menunjang aktivitas di kawasan KEK Kura-Kura.
“Karena konsepnya eco tourism, akan banyak yang datang untuk datang belajar dan sekaligus berwisata dan tentu akan ada pembangunan akomodasi baru untuk menunjang para pelajar dan wisatawan di KEK. Ujungnya nanti akan ada sumber devisa baru, apalagi jika banyak pelajar internasional yang datang, Bali bisa seperti Australia dimana sektor pendidikan menyumbang devisa yang besar karena banyak mahasiswa internasional,” jelas Suryawijaya, Senin (17/4).
PHRI mengingatkan walaupun adanya KEK baru, pembangunan akomodasi harus tetap dikontrol, karena Bali sudah kelebihan kamar hotel, dan belum bisa terisi semua dengan tingkat kunjungan saat ini. “Karena ini KEK pasti akan ada pembangunan akomodasi, kami berharap tetap dikontrol karena jumlah kamar hotel di Bali sudah berlebih,” ucap Suryawijaya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali, Agus Pande Widura menjelaskan, KEK Kura-Kura yang dikembangkan oleh PT Bali Turtle Island Development harus melibatkan pengusaha daerah agar dampak ekonominya semakin luas ekonomi Bali.
Menurut Widura banyak pengusaha Bali yang bisa dilibatkan dalam pengembangan KEK Kura-Kura. “Kami siap jika dilibatkan, minimal ada sosialisasi kepada pengusaha di Bali, bagaimana prospek KEK Kura-Kura ini. Selama ini belum ada komunikasi kepada kami. Kalau dilibatkan kami siap, banyak pengusaha Bali yang memiliki potensi baik di sektor akomodasi, pariwisata dan usaha lainnya,” terangnya.
Menurut Widura, KEK baru akan membuka kesempatan kerja yang besar bagi masyarakat Bali, tetapi harus ada kepastian dari Pemda agar tenaga terampil daerah diutamakan terlebih dahulu, agar pembangunan KEK bisa dirasakan langsung bagi masyarakat Bali. Zor