Fishum UNR Terlibat di IOF 2023. Bahas Peran Perempuan dalam Politik
DENPASAR-DiariBali
Beragam diskusi menarik terjadi di Indonesia Opinion Festival (IOF) 2023 yang digelar di Sanur, Denpasar. Salah satu sesi yakni saat membahas peran perempuan dalam politik.
Ketua LSM Bali Sruti, Dr. Ir. Luh. Riniti Rahayu, M.Si., mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong peran aktif perempuan dalam kancah politik, dengan cara mendorong mereka berani bicara, menguasai persoalan dan bermental antikorupsi.
Kemudian mengarahkan mereka agar bersedia menggunakan hak untuk dipilih, baik sebagai anggota legislatif maupun eksekutif.
Menurut Riniti, kaum perempuan sangat penting berkonstribusi, karena politik ibarat ratunya ilmu sosial. “Melalui politik kita diatur seluruh hidup kita. Karena harga sembako, ongkos jalan dan hal terkait aturan di jalan raya dan sebagainya juga politik yang mengatur,” kata Riniti.
Cara berkontribusi, lanjut dia, minimal dengan memonitoring dan memilih di tempat pemungutan suara dengan benar pada saat pemilu, sebagai upaya yang menentukan pemimpin bangsa, karena satu suara sangat lah penting.
Berdasarkan total rekap nasional pemilih pada Pemilu 2024, suara perempuan berjumlah sekitar 102.588.719, lebih banyak dari laki-laki 102.218.503 suara. Potensi tersebut menurutnya mesti dimanfaatkan agar lahir pemimpin atau legislator dari kaum perempuan.
“Untuk calon (legislatif) terdapat kuota 30 persen untuk perempuan. Kami berharap kuota perempuan dinaikkan menjadi menjadi 50 persen. Kalau tidak ada perempuan di eksekutif dan legislatif maka kebijakan akan timpang,” ujarnya seraya mengingatkan bahwa politik adalah perang tak berdarah, dan jangan sampai masyarakat termakan hoax.
Narasumber lain, Cokorda Putra Indrayana, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum UNR) mengakui mencari calon (legislatif/eksekutif) perempuan sulit setengah mati. Realitanya, kebanyakan calon perempuan memiliki alasan tidak mengikuti karena tidak diberikan izin oleh suami.
“Bagi perempuan, politik itu kejam dan jahat, padahal tidak seperti itu. Saya merasakan euphoria dalam pesta politik dan politik itu tidak ada yang perlu ditakuti. Mari kita ciptakan pemilu yang damai,” ajak Cok Indra.
Ia terus mendorong perempuan agar tidak antipati terhadap politik. Bangsa ini, menurutnya, memerlukan lebih banya tokoh-tokoh perempuan, tentunya yang paham masalah, mau berbicara, memperjuangkan aspirasi masyarakat dan yang pasti tidak korupsi.
Sementara itu, mahasiswi Fishum UNR, Ni Made Pitri Rahayu, menanggapi usulan regulasi bahwa pasangan calon kepala daerah dan presiden harus merepresentasikan lelaki dan perempuan.
Menurut Pitri, wacana itu bisa saja benar-benar disahkan sebagai regulasi resmi ke depannya. “Seandainya keluar regulasi seperti itu, mari kita dukung apapun itu, untuk kemajuan negara kita bersama,” kata Pitri.
Turut hadir pada kesempatan itu, Ketut Ariyani, SE, MM., MH., selaku Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali.
Ariyani menegaskan, suara perempuan memang lebih banyak dari laki-laki , tetapi untuk jumlah calon maaih kurang. Agar mampu bersaing, perempuan mesti meningkatkan kapasitas sehingga bukan mustahil unggul daripada calon pemimpin laki-laki.
“Ketidakadilan yang dialami perempuan misalnya, saat pulang lebih malam akan dicap aneh dan dibatasi perannya oleh keluarga, terutama suami. Dan juga untuk sisi penyelenggara, memang tidak banyak pengawas perempuan. Kita harus bersatu bersama-sama, maka dunia akan bergetar dan kita bisa meyakinkan pilihan kita dimulai dari keluarga,” pungkasnya.
Untuk diketahui, IOF adalah sebuah event khusus di mana masyarakat
berkumpul merayakan kebebasan berpendapat dan mendiskusikan isu-isu yang sedang terjadi di Indonesia. Isu-isu tersebut merupakan usulan masyarakat yang terjaring melalui proses pengumpulan rekomendasi dan voting topik yang kemudian didiskusikan bersama dalam Opinion Festival.
IOF 2023 melibatkan ribuan partisipasan kalangan generasi muda, dengan rincian; Ideas Gathering 70 orang,
Volunteer 212 orang, Live Insta 1: 756 orang, Live Insta 2: 816 orang, Live Insta 3: 57 orang, IOF Online Day 1: 216 orang, IOF Online Day 2: 163 orang , IOF Online Day 3: 125 orang, IOF Wonosobo: 170 orang, IOF Bali: 677 orang dan
IOF Aceh : 500 orang.