Farewell Party Sekolah Pascasarjana Undiknas, Sabtu (14/10/2023)

Dua Profesor Baru jadi Kado Spesial Farewell Party Pascasarjana Undiknas

Bagikan

DENPASAR, diaribali.com – Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) menggelar Farewell Party atau pelepasan lulusan, Sabtu (14/10/2023) di Auditorium Dwitunggal Undiknas.

Adapun lulusan terdiri dari Program Studi (Prodi) Magister Manajemen (MM) 34 orang, dengan IPK rata-rata 3.91, kemudian Magister Administrasi Publik (MAP) 2 orang, dengan IPK rata-rata 3.93 dan Magister Hukum (MH) 9 orang dengan IPK rata-rata 3.94. Hingga kini, total alumni mencapai 2.084 orang.

Acara Farewell Party pun menjadi spesial dengan kehadiran dua guru besar/profesor baru, yakni Prof. Luh Putu Mahyuni, Ph.D., CMA., CSP., dan Prof. Dr. Ida Ayu Oka Martini, SE., MM.
Dua srikandi itu pun mendapatkan reward dari Direktur Sekolah Pascasarjana Undiknas Prof. Gede Sri Darma, ST., MM., DBA., CFP, IPU., ASEAN Eng.

“Yang membanggakan Undiknas telah melahirkan dua profesor baru hingga jumlah profesor sebanyak 8 orang.
Saya berharap doktor yang ada di Undiknas bisa mencapai profesor lagi.
Capain ini juga tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin ilmu pengetahuan,” kata Sri Darma.

Pascasarjana undiknas

Kepada lulusannya, Sri Darma berpesan agar menumbuhkan jiwa kepemimpinan setelah dilepas nanti. Ia menekankan, pemimipin bisnis cenderung mencari laba dalam aktivitas bisnis dan berpikir untuk melakukan inovasi dan kreatifitas agar produknya bisa diterima oleh konsumen.

Karena itu, pemipin bisnis harus punya pengetahuan tidak hanya teorikal tetapi juga empiris. Praktik baik yang dilakukan berbagai industri yang bisa diterapkan di perushaannya.

“Itu sebanya, bapak ibu-lah pemimpin, menjadi pemimpin bisnis baik di hukum, administrasi publik dan manajemen sehingga menjadi pemimpin berkulitas,” pesan Sri Darma.

Namun demikian, lanjut Sri Darma, tidak semua orang punya talenta pemimpin, baik di organisasi maupun bisnis karena butuh ketegasan dan nyali yang tinggi.
“Ketika orang sukses jadi pemimpin dalam situasi serba sulit, belum tentu bisa jadi pemimpin di waktu yang berbeda, atau justru bisa jadi lebih hebat,” ujarnya.

Adapun lulusan terbaik MM, I Ketut Gede Wirantaja IPK : 4.00, masa studi : 18.4 bulan, Sang Made Teguh Sanjaya, IPK : 4.00, masa studi : 18.4.
Lulusan terbaik MAP, Putu Adelya Pradnyandari, IPK : 3.93, masa studi : 18.9 bulan, lulusan terbaik MH, I Gusti Bagus Yudas Swastika IPK : 4.00, masa studi : 17.6 bulan.

I Made Sudarsana, SE., MH., salah satu lulusan memberikan testimoninya. Sudarsana yang kini bekerja di Kementerian PUPR bidang Pengadaan mengaku sengaja memilih Sekolah Pascasarjana Undiknas guna mendalami ilmu hukum agar lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

Pria yang sejak 1982 sudah menjadi pegawai negeri di lingkup dinas pekerjaan umum ini, merasa sangat puas dengan pelayanan di Pascasarjana Undiknas.

“Saya WhatsApp malam-malam bapak ibu dosen, langsung direspon. Itu salah satu kepuasan saya,” kata dia.

Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda, menambahkan, Sekolah Pascasarjana Undiknas merupakan salah satu unit di bawah bendera Perdiknas.

Tugas pokok Perdiknas, kata Gung Eddy, memberi dukungan non akademik bagi setiap prodi yang ada di Undiknas agar semua bisa mencapai target unggul.
“Proses-proses ke jenjang fungsional selalu diberi reward.

 

Secara kelembagaan pencapaian target akreditasi unggul selalu diapresiasi dengan memberikan reward,” pungkas Gung Eddy.Zor