Ulang Tahun Emas, SMP Nasional Diyakini Tetap Eksis Selamanya

IMG-20241202-WA0005
Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 SMP Nasional Denpasar, Senin (2/12/2024)

Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 SMP Nasional Denpasar, Senin (2/12/2024)

DENPASAR, diaribali.com –
SMP Nasional (Spenas) Denpasar genap berusia setengah abad. Puncak hari jadi ke-50 atau disebut ulang tahun emas ini dirayakan di Halaman Spenas, Jl. Tukad Yeh Aya No. 15, Panjer, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (2/12/2024).

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kota Denpasar yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) AA Putu Gede Astara, mengaku bangga karena Spenas mampu menjaga eksistensi hingga setengah abad dan yakini berlanjut selamanya.

Dari rahim Spenas, menurut AA Astara, telah lahir ribuan insan-insan berprestasi hingga menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkontribusi terhadap pembangunan bangsa sesuai bidangnya masing-masing.

Ia menjelaskan, di Kota Denpasar terdapat 90 SMP, terdiri dari 16 negeri dan 74 swasta. Sementara jumlah rata-rata lulusan SD hampir menyentuh 15 ribu per tahun. SMP negeri hanya mampu menampung 5 ribu-an anak. Sehingga sisanya menjadi potensi bagi persekolahan (SMP) swasta.

“Sisa yang kurang lebih 10 ribu anak itu bisa dimaksimalkan. Caranya bagaimana SMP Nasional membranding diri, terus berinovasi dan menjaga idealisme dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk merebut hati masyarakat,” tegas AA Astara.

Pihaknya mempersilahkan pimpinan Spenas untuk mengajukan bantuan yang diperlukan kepada Pemkot Denpasar. Ia mengatakan, Wali Kota sangat komit mendukung sektor pendidikan, salah satu contoh subsidi biaya pendidikan untuk anak yang belum terampung di SMP negeri.

BACA JUGA:  ITB STIKOM Bali Masuk Klaster Madya Kelompok Perguruan Tinggi Nasional 

Kabid PSMP menambahkan, apapun kurikulumnya dan siapapun menteri pendidikannya, tujuan pendidikan hanya ada tiga, yakni memberikan pengetahuan kepada peserta didik, keterampilan dan karakter/sikap.

Dengan pengalaman 50 tahun, sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Perdiknas ini, diyakini sudah berpengalaman dalam manajemen, termasuk telah melakukan 3K sebagai kunci utama. 3K yang dimaksud, antara lain, Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi.

“Lakukan 3K dalam setiap langkah, apalagi dalam penyusunan rencana kerja anggaran sekolah agar semua stakeholder tahu dan merasa memiliki sekolah ini,” pungkas AA Astara.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Spenas Denpasar I Gusti Ayu Made Suci Astika Dewi, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan, tema yang diusung tahun 2024 ini “Merajut Harmoni di Era Keemasan melalui Pendidikan Karakter”.

Pendidikan karakter, menurut Suci, menjadi hal yang sangat penting ditanamkan di era kekinian. Laju perkembangan teknologi informasi dikhawatirkan mendegradasi moral anak-anak generasi penerus. Sehingga dibutuhkan penguatan karakter untuk menunjang masa depannya.

Untuk itu, rangkaian kegiatan HUT pun dikemas dalam berbagai kegiatan yang mengedepankan harmonisasi (Tri Hita Karana), mulai dari bersih-bersih lingkungan, jalan santai, donor darah, memohon restu dari “panglingsir” atau pendiri utama sekolah, parade budaya hingga konser musik menghadirkan penyanyi Bagus Wirata.
Usia 50 tahun, lanjut Suci, menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Sehingga di internal sekolah terus melakukan terobosan, salah satunya membuka kelas unggulan dengan model bi-lingual.

BACA JUGA:  Wawali Arya Wibawa Buka Konferensi Kota PGRI Denpasar Masa Bhakti XXIII

Untuk prestasi sepanjang 2024 ini, anak-anak didiknya sukses membukukan puluhan piala, level lokal, regional hingga internasional. “Yang paling bergengsi tahun ini adalah juara di olimpiade internasional,” jelasnya.
Suci berterima kasih kepada Ketua Perdiknas, Disdikpora Kota Denpasar, orangtua, dan keluarga besar Spenas atas segala dukungannya.

Ketua Perdiknas Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, menambahkan, layaknya rumah tangga yang terjalin 50 tahun, semestinya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Masing-masing sudah tahu apa yang harus dilakukan.

“Tidak ada lagi hal-hal receh di sini. Di usia 50 tahun harus memikirkan langkah besar. Kepala sekolah saya minta segera lanjut kuliah S3. Agar di sini kita punya kepala sekolah bergelar doktor, sama dengan SMK Nasional. Padahal Mendikdasmen mensyaratkan minimal S1. Tapi kita buktikan bisa melampaui,” kata AAN Eddy. Ast/Zor