iklan warmadewa

Tradisi Omed-Omedan Sejak Abad 17 Masih Dilestarikan

Omed-Omedan
Tradisi Omed-Omedan di Banjar Kaja, Sesetan

DENPASAR, diaribali.com – Banjar Kaja, Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, memiliki tradisi setelah perayaan hari raya nyepi yaitu tradisi Omed-Omedan. Tradisi Omed-Omedan sudah ada sejak abad 17 dan masih lestari hingga sekarang.

Tradisi ini diikuti pemuda dan pemudi Sekaa Teruna (ST) Satya Dharma Kerti, Banjar Kaja, Sesetan yang terbagi menjadi dua kelompok, perempuan dan laki-laki.

Dua kelompok tersebut memilih barisan paling depan berhadapan dan beradu untuk berpelukan, sementara tim lainnya berupaya untuk menarik rekannya hingga lepas dari pelukan tersebut yang disertai dengan siraman air oleh panitia.

Kelihan Adat Banjar Kaja, Sesetan, I Made Sudama menyampaikan, pelaksanaan Heritage Omed-Omedan Festival tahun 2024 yang berlangsung untuk ke 13 kalinya.

Sementara untuk tradisi Omed-Omedan telah berlangsung sekitar abad ke-17 Masehi, serta tetap dilestarikan hingga saat ini.  “Sebelum tradisi Omed-Omedan berlangsung dikemas juga dengan rangkaian Heritage Omed-Omedan Festival dengan kegiatan berbagai perlombaan, pameran, dan keterlibatan UMKM,” katanya, Selasa (12/3/2024) usai acara.

Para peserta tradisi Omed-Omedan adalah ST. Satya Dharma Kerti, Banjar Kaja, Sesetan yang tentunya tidak  boleh “cuntaka” atau memiliki halangan seperti menstruasi bagi wanita.

“Jumlah peserta tidak bisa kita tentukan yang pelaksanaannya secara berpasangan dan telah diatur oleh “pekembar” atau pemimpin pelaksanaan tradisi Omed-Omedan di lapangan atau di “Kalangan”,” jelasnya

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang hadir pada kesempatan itu memberikan apresiasi pelaksanaan tradisi Omed-Omedan, Banjar Kaja Sesetan,

BACA JUGA:  Bermodal Keberanian dan Tulus Ngayah, Seniman Lokal Sukses Buat Singa Jumbo

Tradisi Omed-Omedan, kata Arya, hanya ada di Banjar Kaja, Sesetan, dan masih tetap dijaga oleh masyarakat setempat. Dengan dukungan Pemkot Denpasar Sesetan Heritage Omed-omedan Festival setiap tahun dapat dilaksanakan atas gagasan Sekaa Teruna Banjar Kaja, Sesetan dengan berbagai kreatifitas dan inovasi.

“Menurut penuturan tokoh Banjar Kaja, Sesetan pada sekitar Tahun 1970 tradisi ini sempat ditiadakan, dan hal ini membuat kejadian mistis di luar logika masyarakat setempat, sehingga tradisi Omed-Omedan kembali digelar dan diwariskan hingga saat ini,” ujar Arya Wibawa. Zor