ucapan nyepi dan idul fitri warmadewa

The Apurva Kempinski Bali Fasilitasi Karya Seniman Seluruh Indonesia

the land of art
Sesi art talk bersama para seniman dan kurator di The Apurva Kempinski Bali, Kamis 12 Oktober 2023

DENPASAR, diaribali.com – The Apurva Kempinski Bali memberikan ruang kepada para seniman lukis seluruh Indonesia untuk menunjukkan karya-karya terbaik yang mereka hasilkan melalui pameran seni bertajuk ‘Indonesia: The Land of Art’.

‘Indonesia: The Land of Art’  merupakan rangkaian dari powerful Indonesia festival yang digelar sejak bulan Agustus lalu, kali ini melibatkan Seniman Made Kun Adnyana, Lugas Syllabus, Made Arya Palguna, dan Sutjipto Adi.

Director of Marketing and Communications The Apurva Kempinski Bali Melody Siagian mengatakan pameran ini digelar ke tiga kalinya sejak bulan Agustus lalu dan merupakan bagian dari program tahunan yang mengangkat kekuatan lima pilar dari people, culture, diversity, empowerment, sustainability, dan equal opportunity.

melody

Director of Marketing and Communications The Apurva Kempinski Bali Melody Siagian

Land of Art, kata Melody bagian dari pilar kolaborasi lintas disiplin untuk menghadirkan seni lebih dekat lagi, yang bisa dinikmati oleh siapapun, tidak hanya tamu Apurva tetapi turis internasional dan penggiat seni di Indonesia dan dunia.

“Mereka bisa melihat bagaimana seniman berkreasi, macam-macam seni dihasilkan di sini, supaya lebih bangga lagi dengan Indonesia. Siapapun yang mau melihat bisa datang ke Apurva Kempinski, tidak ada biaya tiket, jadi ini gratis,” ujarnya.

Seniman Made Kun Adnyana mengatakan, karya seniman yang paling otentik adalah karya yang diciptakan dalam studio yang muncul dari hasrat seniman, bukan tawaran atau giringan kurator.

BACA JUGA:  Tingkatkan SDM, Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bhaerawa Kembali Gelar Diklat Kepemangkuan

“Karya yang dilahirkan tidak selalu populer dari imaginasi publik. Ada sesuatu yang belum dipikirkan publik tapi sudah disalurkan dari senimannya, keunikannya itu,” jelas Kun Adnyana yang juga Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Menurutnya, karya seni lahir dan diapresiasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk bebas. “Jadi karya seni yang bisa menawarkan mimpi dan cita-cita yang bebas untuk memberi kepuasan bahwa cita-cita kita terwakili di sana. Begitu kita sungguh-sungguh hari ini, itulah masa depan. Jadi masa depan adalah apa yang kita sediakan kini,” jelasnya.

Terkait seni digital terutama design terapan, adalah sebuah keharusan bukan sebagai pilihan, terutama bagi generasi muda untuk menggunakan teknologi dalam berkarya hingga mempublikasi dan memasarkan karyanya.
Kun menilai penting bagaimana kesenian itu bisa berkesinambungan. Ia juga melihat masih ada kesan kalau musik barat dipandang lebih berkelas dibandingkan gamelan.

“Jalan seni adalah jalan membangun rasa. Karya seni itu tak pernah usang untuk dipahami, tidak pernah berhenti di zamannya saja,” jelas Kun.
Sementara potensi seniman saat ini terus mengalami peningkatan, di dunia pendidikan tinggi yang akan melahirkan seniman-seniman muda jumlahnya selalu meningkat, sebelumnya 600 sekarang 800 lebih.

“Kalau dulu pilihan sebagai seniman adalah anomali, pilihan terakhir. Kini dari muda sudah punya orientasi cita-cita sebagai seniman/designer,” ujarnya.

Sementara Founder Kita Art Friends Abdes Prestaka, menyampaikan tujuan utama dalam pameran bertajuk The Land Of Art untuk memperkenalkan seniman Indonesia dalam berkarya.

BACA JUGA:  Wali Kota Jaya Negara Dukung Rencana Pembangunan Museum Ida Pedanda Made Sidemen

“Ini bagian dari powerful Indonesia The Land of Art. Kita ingin memperlihatkan bagaimana sebenarnya seniman Indonesia dari berbagai genre dan latar belakang culture. Mereka menghasilkan berbagai macam karya tidak hanya berupa tradisi tetapi juga kontemporer yang mungkin jarang dilihat oleh tamu terutama dari luar,” ujarnya.

Ia menambahkan, yang tidak kalah penting adalah, bagaiamana membawa sebuah karya seni atau seni lukis ini tidak exclusive tidak hanya berada di dalam ruang galeri tetapi juga di ruang publik. “Kalau biasanya lukisan ada di galeri-galeri, kali ini bisa dilihat siapa aja di loby The Apurva Kempinski Bali,” kata Abdes. Zor