Prof. Mahyuni Guru Besar Akuntansi Pertama di Undiknas

DENPASAR, diaribali.com – Di antara puncak-puncak kebahagiaan Luh Putu Mahyuni, Ph.D., CMA., CSP., menyandang jabatan akademik tertinggi, Profesor atau Guru Besar bidang ilmu Akuntansi di Undiknas University, terselip beragam cerita menarik bahkan berhasil memecahkan sejumlah rekor.
Mahyuni adalah dosen Undiknas perempuan pertama yang meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dari Curtin University of Technology, Australia bidang Akuntansi tahun 2017. Rekor itu ditegaskan kembali dengan jabatan profesornya.
Jadi Mahyuni sukses memecahkan telur; profesor perempuan pertama dan profesor akuntansi pertama yang dimiliki Undiknas University.
Kecintaan Prof. Mahyuni dalam dunia pendidikan mewarisi darah sang ibunda yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar.
“Sejak usia tiga tahun saya hobi mengajar teman-teman sebaya dan anak tetangga. Bukan mengajar sih, tepatnya suka berbagi ilmu yang saya tahu lebih awal,” kata Prof. Mahyuni, ditemui di Denpasar, belum lama ini.
Menurut, ibu dari I Gede Cahya Pradipa dan I Made Krisna Ananda Putra, ini, hobi “mengajar” itu mengalir begitu saja sembari melahap jenjang pendidikannya. Namun cita-citanya menjadi pendidik tak pernah surut.
Cerita menarik dialami ketika duduk di bangku SMA. Mahyuni benar-benar kepincut di dunia jurnalistik. Ia tergolong produktif menulis artikel dan laporan jurnalistik untuk majalah sekolah yang dikelola salah satu media cetak terbesar di Bali.
Ilmu jurnalistik di bawah wartawan senior dipadukan dengan ilmu akuntansi yang didapatkan dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, berhasil dia padukan. Mahyuni pun diterima sebagai dosen di Undiknas pada 2004 silam. Kemudian melanjutkan pendidikan Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Tahun 2004 saya berstatus dosen yayasan di Undiknas. Tapi setahun kemudian ada kesempatan tes CPNS, dan astungkara saya lolos. Jadi status saya dosen PNS yang diperbantukan di Undiknas,” ujarnya.
Berkat ketekunannya, Prof. Mahyuni beberapa kali dipercaya menduduki jabatan strategis, salah satunya Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Manajemen, Sekolah Pascasarjana Undiknas.
Totalitasnya mendalami ilmu akuntansi pun melahirkan paradigma baru, bahwa akuntansi tidak sekadar membuat laporan keuangan. Akuntansi, kata Prof. Mahyuni, telah mengalami perluasan wilayah sebagai bentuk adaptasi kebutuhan zaman.
Prof. Mahyuni meneliti akuntansi dalam ranah pertanggungjawaban. “Jadi akuntansi itu bukan sebatas laporan keuangan, tapi berfungsi sebagai navigator sebuah perusahaan,” kata istri dari drh. I Wayan Seputra.
Seorang akuntan, lanjut dia, bertanggung jawab terhadap kelangsungan perusahaan, mengawal Corporate Social Responsibility atau
CSR untuk kepentingan umum, lingkungan serta semua hal terkait tanggung jawab sosial perusahaan.
“Ilmu akuntansi sangat adaptif. Tugas akuntan sekarang mendampingi pimpinan untuk memastikan proses bisnisnya,” kata Prof. Mahyuni, sembari berharap jabatan guru besarnya bermanfaat bagi masyarakat luas.
Diakuinya, perjalanan menuju guru besar penuh tantangan. Tapi wanita kelahiran Badung, tahun 1976 ini, mengaku senang menghadapi tantangan, karakter yang dibentuk oleh orangtua dan akumulasi pengalaman hidupnya. rl