Poltekpar Bali dan TCI Unud Kolaborasi Gelar Mid – Autumn Festival 2024

Mid - Autumn Festival 2024, hasil kolaborasi Poltekpar Bali dengan Tourism Confucius Institute (TCI) Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Selasa (17/9/2024).
Bagikan

BADUNG, diaribali.com – Tourism Confucius Institute (TCI) Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (Unud) bersama Konsulat Jenderal RRT Denpasar, bekerja sama dengan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, menggelar kegiatan Mid – Autumn Festival 2024, Selasa (17/9/2024) di Joop Ave Hall Poltekpar Bali, kegiatan ini diisi dengan kolaborasi kebudayaan Indonesia khususnya Bali dengan kebudayaan Tiongkok.

Konsul Jenderal RRT Denpasar, Zhang Zhisheng, yang hadir pada kesempatan tersebut, merasa berbahagia karena ini merupakan kegiatan festival pertengahan musim gugur, untuk merayakan masa panen.

Pada momen ini kata dia, biasanya diisi dengan kegiatan berkumpul dengan keluarga, saling berbagi kebaikan bersama, serta menjaga solidaritas.

Untuk perayaan kali ini, diisi dengan kegiatan budaya bersama mahasiswa maupun dosen dari Poltekpar Bali. Kegiatan ini kata dia menjadi penting bagi para mahasiswa, yang tentunya akan bekerja di sektor pariwisata untuk memiliki pengetahuan tentang budaya Tiongkok.

Sehingga, ketika mereka mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang budaya, mereka tentu akan paham bagaimana berinteraksi dengan para wisatawan terutama wisatawan Tiongkok.

“Kami berharap ke depan, hubungan persahabatan antara Tiongkok dengan Indonesia terutama Bali, akan semakin terjalin dengan baik,” harapnya.

Direktur Indonesia Tourism Confucius Institute (TCI) Unud, Dr. Drs. Made Sendra, M.Si., menyampaikan kalau kerja sama TCI Unud, telah dilakukan dengan Politeknik Negeri Bali, melalui mandarin center. Kemudian yang kedua juga dilakukan kerja sama dengan Poltekpar Bali.

Semua itu kata dia, bertujuan untuk bisa mengbangan pemahaman terkait budaya Tiongkok. Karena di Bali seperti diketahui bahwa kunjungan wisatawan Tiongkok baik sebelum Covid-19 maupun pasca Covid-19, menjadi pangsa pasar pariwisata yang utama. Untuk itu, dalam memperbaiki kualitas pelayanan, stakeholder pariwisata Bali harus dipersiapkan dengan baik melalui sekolah-sekolah pariwisata.

Bahkan kata dia, saat ini bahasa mandarin itu menjadi bahasa yang sangat ngetren. Hal itu karena pembelajaran bahasa itu sangat tergantung pada wisatawan mana yang paling banyak datang ke Bali.

Selain bahasa, pemahaman tentang budaya juga menjadi penting. “Ini menjadi sangat penting sekali, karena mereka datang ke Bali tidak hanya sebagai wisatawan, namun Bali dan Tiongkok itu memiliki hubungan erat dalam hal akulturasi budaya,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Poltekpar Bali, Dr. Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., menyampaikan kalau kegiatan ini merupakan wujud nyata kerjasama antara Indonesia dengan Tiongkok, khususnya bidang budaya. Karena dengan pemahaman ini masing masing mahasiswa bisa meningkatkan pengetahuannya tentang budaya.

“Kalau kita lihat antara Tiongkok dengan indonesia khususnya Bali sudah terjalin kerjasama sejak lama, dan ada pertukaran budaya yang sudah terjalin sejak lama,” ucapnya.

Untuk pengembangan ke depan, pihaknya dari Poltekpar Bali, berusaha untuk terus meningkatkan kerjasama dengan tiongkok. Bahkan, dalam waktu dekat pihaknya di Poltekpar Bali, akan mengembangkan pusat pembelajaran yang dinamakan China Center.

“Selain bidang Budaya, kolaborasi akan kita lakukan terkait dengan budaya kuliner dan pemahaman bahasa. Kita juga ada pertukaran mahasiswa dan pertukaran dosen. Dengan adanya kolaborasi ini kami berharap kedepan bisa meningkatkan kerjasama dalam bidang yang berkaitan dengan pariwisata,” harapnya.rl