Penulis Buku “Haluan dan Halangan Kesetaraan Gender di Bali” dari UNR Diganjar Penghargaan

DENPASAR-DiariBali
Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Rabu (22/12) Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) memberikan penghargaan kepada delapan dosen penulis buku “Haluan dan Halangan Kesetaraan Gender di Bali”. Mereka di antaranya, Nyoman Dyah Utari Dewi, Luh Riniti Rahayu, Ade Maharini Adiandari, Gede Wirata, Putu Eka Trisna Dewi, IA Putu Sri Widnyani, Cok Istri Dian Laksmi Dewi, dan Ni Putu Tirka Widanti.
Total, buku tersebut melibatkan 20 penulis, baik dari akademisi UNR, perguruan tinggi di Pulau Jawa. LSM Perempuan, pemerhati perempuan dan beebrapa tokoh perempuan. Penyerahan penghargaan difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNR, bertempat di Ruang Rapat Rektor.
Ketua LPPM UNR Yudistira Adnyana mengakui, pemberian penghargaan bagi dosen dalam bidang penelitian dan penulisan buku memang diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) LPPM. Namun sementara waktu, bentuk apresiasi yang diberikan masih sederhana.
Ke depan, Yudistira bertekad meningkatkan lagi bentuk apresiasi kepada dosen produktif. Apalagi UNR sudah memiliki sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI). “Kami sudah rancang agar UNR punya akun HKI. Proses itu harus diawali dengan MoU antara rektor dengan Kakanwil Kemenkumham,” jelasnya.
Ketua Yayasan Jagadhita Denpasar Dr. AA Gde Raka, M.Si., meminta hal-hal positif seperti ini dilanjutkan bahkan ditingkatkan. Terlebih penerbitnya adalah UNR Press, yang notabene label kampus sendiri. Sebagai ketua badan penyelenggara pendidikan di UNR, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar ini mengaku mendukung penuh produktivitas Civitas UNR.
AA Gde Raka berpendapat, peran perempuan sangat besar dalam kultur masyarakat Bali, hanya saja tidak terlihat di permukaan. Ia mencontohkan dalam rumah tangganya sendiri. Setiap mengambil keputusan penting, pasti meminta saran istri.
“Tapi dewasa ini saya lihat peran perempuan semakin terlihat. Dari judul bukunya saja sudah ‘ngajak perang’ ini. Memang begitu lah kenyataan, perempuan memang hebat. Tidak pantas lagi dicap manusia kelas dua,” katanya.
Rektor UNR Dr. Ni Putu Tirka Widanti, SS., M.Hum., mengungkapkan, ide awal terciptanya buku ini berawal dari focus group discussion (FGD) Hari Kartini, April 2021 lalu. Dilanjutkan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional serta seminar saat Dies Natalis UNR 2021.

“Awalnya saat Hari Kartini 2021 lalu, tercetus keinginan kami untuk melakukan riset lebih dalam tentang perempuan, hingga terciptalah buku yang laris ini selama tujuh bulan,” jelas Tirka.
Dalam proses penyelesaiannya, Tirka mengakui terjadi ‘up and down’ karena kesibukan para penulisnya yang berasal dari lintas-perguruan tinggi sampai melibatkan dosen dari perguruan tinggi di Surabaya. Sebagai rektor, Tirka ingin menggenjot produktivitas dosen minimal menulis satu buku setiap tahun.
Guru Besar Bahasa Indonesia Universitas Udayana (Unud) Prof. Dr. Nyoman Darma Putra, M.Lit., tak segan mengakui bahwa buku “Haluan dan Halangan Kesetaraan Gender di Bali” adalah buku pertama di Pulau Dewata yang memuat kesetaraan gender. Selain laris di pasaran, buku ini juga diapresiasi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.
Luh Riniti Rahayu, salah satu penulis menjelaskan, book chapter ini sangat bermanfaat. Dalam buku ini diangkap bahwa perempuan Bali tidak bisa terpinggirkan. “Perempuan (Bali) sudah maju di berbagai bidang berdasarkan penelitian dalam buku ini. Intelektual perempuan Bali sangat tinggi. Dalam politik juga sudah maju. Buktinya bupati perempuan saja sudah ada dua orang. Begitupun di legislative meskipun belum menyentuh 30 persen,” kata dia. (ZOR/VAN)