stikom bali

Penguatan Manajemen Usaha dan Pemasaran Digital Tenun Cagcag Sari Bhakti

Pengrajin kain cagcag
Pengabdian Masyarakat Universitas Warmadewa (Unwar) di Pejeng Kangin, Tampaksiring

GIANYAR, diaribali.com – Kain tenun merupakan salah satu keanekaragaman warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan karena dapat memperkaya ciri khas bangsa Indonesia dengan motif dan coraknya yang beraneka ragam di tengah gencarnya peredaran kain modern dengan berbagai ragam yang indah di Bali, ternyata masih banyak warga bertekad mempertahankan keberadaan kain tradisional seperti tenun cagcag hingga kini tetap lestari.

Di tengah gempuran kain modern yang dibuat pabrik, kain tenun cagcag dari Banjar Pesalakan,  desa Pejeng Kangin,  ternyata tetap dicari pencinta kain tradisional, bukan hanya dari Bali namun juga dari luar Bali. Bahkan belakangan ini peminat yang memesan kain tenun tradisional dari desa Pejeng Kangin ini semakin meningkat, sehingga membuat kewalahan para pengerajin untuk memenuhi pesanan baik dalam maupun luar Bali.

Hal ini disebabkan oleh cara pembuatannya secara tradisional tanpa menggunakan alat mesin sehingga tidak dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat.

Tenun Cagcag adalah kain tenun khas Bali yang di buat secara tradisional dan diwariskan secara turun temurun sejak jaman kerajaan. Seiring pergantian waktu, pengrajin Tenun Cagcag tradisional semakin langka karena tergantikan dengan mesin tenun otomatis. Proses pembuatan tenun Cagcag ini dilakukan dengan tangan dan menggunakan alat tenun tradisional yang khas. Di masa lampau, kain tenun ini hanya diperuntukan kepada keluarga kerjaan dan bangsawan Bali, terutama dalam acara upacara keagamaan.. Kelompok Usaha Tenun Sari Bhakti yang menjadi mitra dalam pengabdian masyarakat ini berada di Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin ,Kecamatan Tampaksiring Kabupaten  Gianyar.

BACA JUGA:  Investasi Tepat, Emas Pegadaian Galeri 24 Laris Manis Usai Lebaran

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) Drs. I Made Pulawan, MMA., menyampaikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia merupakan kelompok usaha yang mempunyai jumlah paling besar. UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan atau badan usaha yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008.

Sementara itu, UMKM juga terbukti dapat bertahan tehadap beragam goncangan krisis ekonomi. Hal tersebut yang menjadikan penguatan pada kelompok UMKM sangat perlu dilakukan

Anggota Tim PKM Prof. Dr. I Made Sara, S.E.,MP menyatakan  persoalan yang paling mendasar pada UKM adalah masih rendahnya produktivitas UKM. Rendahnya produktivitas ini disinyalir karena rendahnya kualitas sumber daya manusia UKM khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, dan rendahnya kompetensi kewirausahaan.

Usaha Tenun Cagcag Sari  Bhakti  mulai  dijalankan sejak 13 Mei 2020. Dimulai pada masa pandemi ini karena banyak yang kehilangan pekerjaan karena Covid-19. Kendala yang Pak Made alami dalam usaha ini adalah saat pariwisata sudah kembali seperti semula otomatis penenun tidak bisa full menenun dan juga ada kendala di pemasaran.

Pola pemasaran mengandalkan informasi dari Instagram dan facebook yang dimiliki tetapi informasinya jarang  di update oleh pemiliknya karena keterbatasan kemampuan dan pemahaman dalam mengoperasikannya terutama untuk kontennya.

BACA JUGA:  DPR RI Sinergi PLN Siap Dukung Pengembangan Desa Adat

Tentunya hal ini akan berdampak pada informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan konsidi kekinian, baik menyangkut informasi harga, produk ataupun korespondensi  yang bisa dihubungi.

Tim PKM UNWAR memberikan pendampingan pembuatan katalog produk sebagai solusi.

Anggota PKM Unwar, Dewa Ayu Niti Widari, SE,MM menyampaikan perlunya pembuatan laporan keuangan yang mengikuti kaidah standar laporan keuangan. Pembukuan keuangan belum dimiliki sehingga pemilik/pengrajin sehingga tidak mengetahui  secara akurat besaran keuntungan  yang didapatkan dan besaran biaya yang dihabiskan dalam proses produksi  dan operasional..

PKM  ini bertujuan untuk mendampingi pengrajin agar bisa meningkatkan pendapatan dengan metode digitalisasi pemasaran. Lebih spesifik, tujuan dari adanya kegiatan ini yaitu memberikan edukasi dan pelatihan tentang proses produksi yang baik dan benar; pemasaran suatu produk secara digital; hingga pembuatan beberapa platform digital beseta katalog produk .

Hasil dari dilaksanakannya program kerjasama ini pemilik UMKM mampu memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas dan menjadi pengusaha yang lebih kreatif di era digitalisasi 5.0 serta mampu melakukan pencatatan transaksi sesuai SAK.Pengabdian ini diakhiri dengan penyerahan bantuan barang modal berupa lima rak pajangan kain tenun dari bambu dan 2 rak pajangan stainlesteel. rl