Penguatan Kewirausahaan dan Pelatihan Laporan Keuangan Kelompok Pengrajin Pande Keris Bali Tapa Karya

DENPASAR, diaribali.com – Konsep kewirausahaan dan bisnis kecil sangat berkaitan erat namun ada beberapa karakteristik perbedaan dari keduanya walaupun perbedaan itu sangat kecil. Perbedaan antara kewirausahaan dan bisnis kecil menurut yang disebut wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan usahanya dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.
Seringkali pemilik usaha bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai usahawan namun banyak dari mereka tidak memiliki cita-cita memperluas bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati .Tapa Karya merupakan UMKM kerajinan tangan yang berada di Kota Denpasar menjadi mitra pengabdian ini menjual kerajinan tangan dari besi seperti keris, pisau, blakas, pengentas, dan gambelan bali.
Pasar sasaran prapen Tapa Karya ini meliputi wisatawan domistik maupun mancanegara, orang tua hingga anak remaja di daerah Denpasar dan sekitarnya. Tapa Karya pertama kali didirikan oleh almarhun Empu Keris Jero Mangku Gede Pande Ketut Sandi, Dilanjutkan oleh generasi kedua yaitu almarhum I Nyoman Budiana dan dilanjutkan oleh generasi ketiga oleh Putu Yuga Wardiyana Pande sampai sekarang.
Ketua Tim Pengbdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) Ida Ayu Sri Meitri, S.E., M.Agb menyampaikan UMKM banyak yang tidak mau melakukan berbagai inovasi dalam masalah manajemen keuangan usaha. Mereka lebih memilih untuk memikirkan kualitas produk tanpa merapihkan elemen manajemen usaha mereka.
Padahal salah satu peran penting manajemen yang membantu bisnis berkembang adalah pembukuan sederhana pada usaha kecil yang baik salah satunya adalah kurangnya kepedulian dari mitra untuk belajar secara individu bagaimana cara menyusun laporan keuangan dengan baik.
Ditambah peran pemerintah dalam melakukan kegiatan pemberdayaan berupa pelatihan bagi UMKM belum maksimal. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia pelaku UMKM dalam mengelola keuangan usahanya sendiri yang berakibat pada tidak berkembangnya usaha yang dimiliki pemilik usaha tersebut.
Sementara anggota Tim PKM Unwar Ita Sylvia Azita Azis,SE,M.Si., berpendapat permasalahan yang dihadapi pelaku usaha UMKM mitra ialah rendahnya pengetahuan tentang Kewirausahaan . Pembimbingan dan Pendampingan mitra dilakukan dengan memberikan arahan dan pendidikan yang cukup, bagaimana berwirausaha yang baik dan benar, sehingga pemenuhan kebutuhan bisa tercapai dengan cara yang sesuai dan baik pula.
Anggota PKM Unwar, Dr.I.B.A Dharmanegara,S.E.M.Si menambahkan permasalahan lain yang dihadapi yakni keterbatasan kemampuan dalam hal pencatatan transakasi keuangan. Tim PKM memberikan pengetahuan serta praktik secara langsung dengan sosialisasi dan pelatihan pencatatan transaksi keuangan. mitra juga akan dilatih dalam penyusunan catatan kas harian untuk mengetahui saldo kas awal, transaksi kas masuk serta keluar, dan saldo kas Hasil dari dilaksanakannya program kerjasama ini pemilik UMKM menjadi pengusaha yang menyukai perubahan, menciptakan nilai tambah, memberikan keuntungan untuk dirinya dan orang lain, ciptaannya dibangun secara terus menerus.
Wirausaha merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya. Sehingga dapat dikatakan wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangka serta mampu melakukan pencatatan transaksi sesuai SAK.Pengabdian ini diakhiri dengan penyerahan bantuan barang modal berupa alat gergaji listrik/Gerinda untuk mempercepat proses produksi oleh ketua Tim pengabdian Ida Ayu Sri Meitri, S.E., M.Agb. rl