
Kunjungan Industri Siswa SMK Wajib, Perlu Perhatikan Keamanan dan Kenyaman Peserta Didik

Denpasar,DiariBali.com
Dunia pendidikan di Bali belum lama ini sempat dihebohkan dengan insiden kecelakaan bus yang ditumpangi rombongan Siswa SMK TI Global Badung ketika hendak pulang usai mengadakan kunjungan industri ke Batu, Malang diduga akibat rem mobil bus diduga blong.
Hal tersebut mendapat perhatian dari praktisi pendidikan SMK di Denpasar. Dan turut prihatin atas kejadian tersebut. Selain juga orangtua siswa merasa cemas atas keselamatan putra/putri yang sedang ikut serta dalam rombongan.
Praktisi Pendidikan, Dr. Ni Wayan Parwati Asih, S.Pd, M.Pd, Kamis (6/2), mengungkapkan, dapat memetik pelajaran atas kejadian yang menimpa SMK TI Global yang sedang melaksanakan kunjungan industri tersebut. Bahwa SMK memiliki kekhasan untuk melakukan kunjungan industri atau sekolah memberikan waktu untuk tatap muka langsung di dunia industri yang sesungguhnya.
Insiden kemarin, lanjutnya, kita sebagai pengelola lembaga pendidikan harus berhati-hati dalam menjalankan program. Tidak serta merta program tersebut tidak bisa dilaksanakan seperti itu karena kekhasan anak SMK ada disitu yaitu kunjungan Industri. Kalau siswa dijejali dengan teori saja yang banyak tanpa implemntasi atau praktek maka teori tersebut tidak maksimal diterapkan ketika anak-anak sudah selesai sekolah atau tamat.
Pertama, yang harus dilakukan karena menyangkut kendaraan atau transportasi yang menyangkut vendor. Harus secara selektif menjalin kerja sama dengan pihak luar. Kedua, industri memang relevan dengan kompetensi yang kita miliki, namun patut dijamin keselamatan dan kenyamanan anak-anak kita.
” Karena kemarin masalah kendaraan, mungkin ke depan masalah kerja sama harus lebih hati-hati dan selektif memilih vendor,” ungkap Parwati Asih yang juga sebagai Kepala SMK Teknologi Nasional Denpasar.
Kata Agek, sapaan Parwati Asih, untuk saat ini kalau bisa kunjungan industri dilakukan lebih amannya dilakukan di daerah saja, karena iklim dan cuaca juga kurang bersahabat atau ekstreme. Ke depan perlu duduk bersama mencarikan solusi yang tepat untuk solusi kita bersama agar anak-anak tetap kompetitif dari segi lulusan, karena wajib untuk ke industri.
“Kekhawatiran orangtua terhadap anaknya pasti tinggi soalnya menyangkut keselamatam dan keamanan. Kalau kita di SMK Teknas kunjungan industrinya masih di seputaran Kota Denpasar dan beberapaa kabupaten yang dekat dengan Kota Denpasar,” pungkas Agek. (Art)