Kemendikbudristek Makin Fokus Cegah Korupsi

"Ngobrol Bareng Asik Saat Senja" Inspektur Jenderal Kemendikbudristek di Holiday Inn Taman Baruna, Selasa (16/11)

MANGUPURA-DiariBali

 Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) belakangan ini makin fokus melakukan upaya pencegahan korupsi yang terjadi dilingkup pendidikan, menyusul diluncurkannya program RUMAH CEGAH, sebuah aplikasi terapan berbasis teknologi Informasi dengan sasaran awal sosialisasi kepada 67 Juta individu di kalangan siswa, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kependidikan, keluarga serta pemangku kepentingan dunia pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sejak diluncurkannya program RUMAH CEGAH di kota Kupang Nusa Tenggara Timur akhir bulan lalu, sambutan publik yang terpantau melalui media analitik ternyata cukup menggembirakan yang terlihat melalui antusiasme para siswa, mahasiswa, guru, dosen dan tenaga kependidikan yang secara masiv saling berbagi upaya pencegahan korupsi sesuai porsi dan kapasitas masing-masing sehingga tercapai target awal bahwa opini korupsi adalah musuh dunia pendidikan dan menjadi tanggung jawab bersama sudah merambah kesemua lapisan.

Program RUMAH CEGAH, sebenarnya tidak hanya satu dimensi persoalan pencegahan korupsi semata tetapi akan bergerak bersamaan dengan persoalan krusial dunia pendidikan lainnya seperti pencegahan intoleransi, radikalisme, perundungan, kekerangan seksual, penyuapan, gratifikasi, dan fraud serta dimensi lain yang dinilai sebagai pengganggu utama jalannya dunia pendidikan berkualitas.

 “Tidak mungkin Indonesia sukses memperbaiki kualitas pendidikan sepanjang parasit-parasit tersebut kita hapuskan bersama,” tegas Inspektur Jenderal Kemendikbudristek, Dr Chatarina Muliana diberbagai kesempatan ketika menanggapi apresiasi positif dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian PANRB tentang RUMAH CEGAH yang nantinya secara sistemik akan berdampak positif dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia.

 Melalui pantauan tim RUMAH CEGAH yang selalu dievaluasi setiap hari, terlihat adanya keberanian kalangan siswa, yang bersuara menegakkan kebenaran dalam hal kegiatan belajar mengajar yang dinilai menyimpang dari nilai-nilai kejujuran hakiki. Mahasiswa, guru dan dosen juga tidak kalah kritisnya sudah memberikan pandangan tentang perilaku korup yang sama-sama dipandang sebagai tindakan tercela dan jauh dari nilai kejujuran.

Tidak dapat dimungkiri bahwa pandangan negatif masyarakat tentang perilaku korupsi tersebut masih saja mengancam dunia pendidikan, karena konstribusi dana untuk pembiayaan fungsi pendidikan dari APBN begitu besardan dan ini perlu pengawasan bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Alokasi dana dimaksud untuk tahun 2021 sebesar Rp 541 Triliun lebih yang mana Rp 299,1 Triliuan diantaranya di transfer ke daerah-daerah, Rp 55,9 Triliuan diberikan kepada Kementerian Agama, sementara dana yang diberikan untuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebesar Rp.73 Triliuan dan diberikan kepada Kementerian dan Lembaga lainnya sebesar Rp.23,9 Triliun. Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek tetap membuka ruang pengawasan kepada seluruh pemangku kepentingan, khususnya bagi aparatur pengawasan di provinsi, kabupaten dan kota untuk bersama-sama mengawal peruntukan alokasi dana pendidikan tersbut sampai kealamatnya dalam upaya mendukung terciptanya pendidikan berkualitas bebas dari aroma korupsi.

Konsep pencegahan korupsi melalui RUMAH CEGAH, mengenyampingkan anggapan bahwa seolah korupsi itu adalah sebuah kebutuhan karena siapapun pelakunya karakter RAKUS terus saja melekat, begitupula anggapan bahwa tindak kejahatan korupsi seolah sebuah system dalam dunia birokrasi. Yang jelas RUMAH CEGAH berupaya membangun kejujuran dengan pendekatan melentur dari akar, sehingga suatu saat para siswa ataupun mahasiswa yang ada hari ini kemudian suatu saat menjadi publi pigur akan turut melakukan upaya pencegahan sekaligus memberikan konstribusi menurunkan index persepsi korupsi yang belakangan ini begitu buruk dilabelkan kepada Indonesia. Untuk mendukung proses sosialisasi Rumah Cegah sekaligus mengasah kreatifitas anak bangsa melalui berbagai kegiatan positif yang bertujuan untuk memperkuat nilai integritas di dunia Pendidikan, maka menyelenggarakan Festival Cegah Korupsi 2021.

Festival Cegah Korupsi 2021 yang mengusung tema “Berani Jujur Itu Keren” mempunyai beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara daring yaitu Webtalks (Diskusi Daring), Kompetisi Kampanye Sosial, Kompetisi Video Opini, Kompetisi Video Animasi, Kompetisi Desain Poster Festival Cegah Korupsi 2021 akan dilaksanakan selama dua bulan yang dimulai dengan tahapan pendaftaran peserta pada tanggal 5 Oktober 2021 dan berakhir pada tanggal 5 Desember 2021 berupa kegiatan Penganugerahan Pemenang.

Kegiatan RUMAH CEGAH nantinya berlangsung terus menerus dalam bentuk road show dari satu kota ke kota lainnya dengan cara hybrid melalui aksi luring dan daring hingga diharapkan akhir bulan Desember mendatang sudah menyentuh setidaknya 10 persen dari kelompok sasar siswa, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kependikan, keluarga dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya di lingkup Kemendikbudristek. rl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *