Cok Ace Harap Usada Bali Jadi Alternatif Masyarakat
DENPASAR-Diari Bali
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) didampingin oleh Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati berkesempatan meninjau Pameran Pengobatan Tradisional dan Praktek Pangusada Bali bertempat di Parkir Sebelah Barat Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (28/4).
Guru Besar ISI Denpasar tersebut sangat mengapresiasi terselenggaranya pameran tersebut, mengingat Bali terkenal akan pengobatan yang sudah diwariskan secara turun temurun.
“Pengobatan tradisional kita atau Usada Bali merupakan warisan secara turun temurun yang perlu dilestarikan. Keberadaan pengobatan tradisional ini nanti kita harapkan bisa mengimbangi obat tradisional dari luar seperi dari China ataupun Korea,” ujarnya pada pameran yang mengangkat tema ‘Menggalang Kekuatan Ekonomi Masyarakat Bali Melalui Pengembangan Obat Tradisional menuju Bali Era Baru’.
Selain itu, ia juga berharap keberadaan pengusaha Obat Tradisional lebih diperhatikan lagi ke depannya. “Agar tidak terjadi kompetisi yang kurang sehat, perlu dibentuk perkumpulan atau asosiasi yang mewadahi para pengusaha obat tradisional ini,” imbuhnya. Bahkan ke depan jika memungkinkan ia juga berharap agar dibentuk koperasi yang bisa menghubungkan antara pengusaha dengan petani setempat.
Tidak lupa, tokoh Puri Ubud ini juga menghimbau para pengusaha untuk selalu menggunakan dan menonjolkan bahan baku dari daerah maisng-masing, karena hal ini juga bisa membantu para petani setempat dalam memasarkan produk mereka.
Sementara itu staf ahli Gubernur Bali Bidang Permukiman dan Sarana Prasarana Wilayah I Dewa Putu Eka Wijaya Wardana dalam kesempatan wawancara menyampaikan jika pameran yang akan berlangsung selama dua hari dari tanggal 28 hingga 29 April 2021 ini merupakan tindak lanjut dari rakorda Staf Ahli I yang dilaksanakan pada selasa 27 April 2021.
Tujuan mengangkat Pengobatan Tradisional karena menurutnya Bali mempunyai potensi pengobatan yang luar biasa jika dikembangkan. “Selama ini obat tradisional yang dikenal masyarakat dari China atau Korea, sekarang kita kembangkan potensi kita,” jelasnya seraya mengatakan jika pameran ini diikuti oleh tiga komponen yaitu Pengusaha Obat, Praktek Pangusada serta petani pemasok bahan baku Obat dari seluruh Bali.
Menurutnya, ke depan dalam Rakorda II pihaknya akan mencoba membentuk lembaga atau asosiasi yang menghubungkan petani dan pengusaha obat. “Nanti asosiasi yang akan menginformasikan kepada petani jika ada perusahaan obat yang membutuhkan bahan baku,” imbuhnya.
Selain itu, ke depan potensi daerah juga akan dipetakan, sehingga masing-masing daerah punya tanaman karasteristik tersendiri seperti jahe akan dikembangkan di kabupaten Bangli. “Jika nanti kita butuh jahe kelas satu, tinggal hubungi petani di Bangli, atau kunyit misalnya di Tabanan,” tandasnya. REL/RED