Wayan Suyasa Bagikan 9 Ton Daging Babi Jelang Galungan

d1
Wakil Ketua I DPRD Badung Wayan Suyasa yang juga Ketua DPD II Golkar Badung membagikan 9 ton daging babi, Senin (6/6) di Kantor DPD Golkar Badung, Penarungan, Mengwi

MANGUPURA, diaribali.com-Wakil Ketua I DPRD Badung Wayan Suyasa secara konsisten membagikan daging babi menjelang perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan. Suyasa yang juga Ketua DPD II Golkar Badung didampingi anggota Fraksi Golkar DPRD Badung seperti Nyoman Karyana, Nyoman Suka dan Luh Gede Sri Mediastuti kembali membagikan sebanyak 9 ton daging babi, Senin (6/6) di Kantor DPD Golkar Badung, Penarungan, Mengwi.

Suyasa mengatakan, pembagian daging babi kepada konstituen merupakan agenda rutin yang dilakukan menjelang Galungan. Selain untuk menghormati hari raya Galungan dan Kuningan, kegiatan ini juga sebagai perhargaan kepada konstituen dan struktur partai Golkar Badung.

“Saya selaku wakil rakyat melakukan kegiatan ini sudah lebih dari 6 kali. Sedangkan ketika menjadi Ketua DPD sudah melakukan kegiatan ini sebanyak 3 kali. Kalau dilihat nilainya memang tidak banyak, tapi saya selalu berusaha memberi penghargaan kepada konstituen dan struktur partai,” ujarnya disela-sela acara.

Suyasa menegaskan, pihaknya berbagi dalam kegiatan ini tidak ada maksud lain. Selain mepatung adalah tradisi masyarakat jelang Galungan, berbagi menurutnya juga merupakan tanggungjawab kepada konstituen dan selaku pimpinan partai. “Mereka selama ini membantu proses pembesaran Partai Golkar di Badung. Ya, minimal mereka kita berikan penghargaan dirangkaian perayaan hari raya Galungan ini,” terangnya.

Politisi asal Penarungan, Mengwi ini mengingatkan, kepada konstituen, agar tidak membanding-bandingkan kegiatan yang dilakukannya dengan politisi lainnya. Sebab, menurut Suyasa setiap politisi memiliki cara tersendiri dalam memperhatikan dan memberi penghargaan kepada konstituennya.

BACA JUGA:  Yunita Oktarini Sasar Lansia, Difabel, hingga Masyarakat Miskin Peringati Hari Ibu

“Intinya mari berlomba-lomba semampukita mengurangi beban masyarakat dan konstituen dalam proses pencitraan. Orang politik mencari pencitraan itu hal yang wajar. Kita mau menggetoktularkan masyarakat yang belum percaya dengan Golkar agar melihat kita dengan melaksanakan program yang menyentuh masyarakat. Biarkan mereka yang menilai. Entah nanti apa pilihannya itu hak masyarakat,” katanya.*