UTI Berbenah Hadapi Tahun Akademik 2023/2024, Siap Proses Mahasiswa 9 Prodi 

Universitas teknologi indonesia

BADUNG, diaribali.com – Universitas Teknologi Indonesia (UTI) terus berbenah diri menghadapi tahun akademik 2023/2024 pasca melepas 105 lulusan dari program sarjana hukum dan ekonomi pembangunan pada upacara wisuda ke-11 yang berlangsung 1 Juli lalu.

Rektor UTI, Dr. Desak Made Rainingsih, SH.,MM.,MH., mengatakan, agenda utama tahun akademik adalah melaksanakan proses perpindahan internal maupun  eksternal tahap ketiga bagi mahasiswa dari sembilan prodi yang ditutup.

‘’UTI membuka pintu bagi seluruh mahasiswa dari sembilan prodi agar segera melakukan verifikasi data ke bagian akademik,” ujarnya Sabtu (8/7/2023) di kampus setempat.

Proses verifikasi lanjutnya, dengan melengkapi berkas yakni data mahasiswa berupa foto copy KTP, KK dan ijazah akhir, mengisi form pindah kuliah dan menyelesaikan semua kewajiban administrasi akademik dan keuangan.

Desak yang didampingi Wakil Rektor IV bidang Humas dan kerja sama UTI, Michael Calvirat,SH, MH menjelaskan, proses verifakasi data tersebut dimaksud  agar lembaga dapat mengeluarkan dua dokumen pendukung yaitu data aktivitas kuliah mahasiswa berupa transkrip nilai dan surat keterangan pindah kuliah. ‘’Berkas proses perpindahan mahasiswa ini berakhir hingga tanggal 20 Juli mendatang,” ujarnya.

Dr. Desak Made Rainingsih, SH.,MM.,MH

Desak menambahkan, UTI dalam proses akademik tetap merujuk pada karakteristik Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi  dengan berupaya terus meningkatkan Harkat Perguruan tinggi dimana Perguruan tinggi merupakan lembaga ilmiah yang berfungsi sebagai pusat budaya, pilar bangsa, dan penggerak perubahan sosial menuju masyarakat demokratis maju.  

“Harga mati bagi UTI bahwasannya perguruan Tinggi yang kami jalankan harus menjadi wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; pusat kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran,” katanya seraya menegaskan Penyelenggara Perguruan tinggi mengutamakan prinsip-prinsip akademik governance bukan aspek birokrasi, politik, ataupun hanya efisiensi manajemen.

“Networking antara unsur lebih penting, bukan struktur hirarki vertikal (power satu unit terhadap yang lain) serta penguatan pada Senat Akademik (SA) sebagai wakil masyarakat akademik,” pungkas mantan Dekan FH UTI ini.

Terkait target mahasiswa baru, Desak enggan merinci. Namun sudah ada panitia penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang terus bekerja keras di lapangan. Bahkan melibatkan para alumni yang tersebar di Bali dan Nusa Tenggara sebagai penyambung lidah keberadaan kampus UTI ini. “Sejak berdiri 1987 lalu, UTI telah mewisuda 2500 mahasiswa. Mereka semua masuk dalam ikatan alumni UTI,” pungkasnya. rl