Unwar Dampingi UMKM di Desa Carangsari Petang
MANGUPURA, diaribali.com-Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan mampu menjadi sumber kekuatan baru perekonomian nasional dalam menghadapi krisis. Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah hendaknya memperhatikan sumber daya manusia (SDM) dan manajemennya.
Inovasi dari rata-rata UMKM selama ini dirasa masih minim sehingga bisnis UMKM kerap jalan ditempat. Belum lagi persoalan modal usaha yang kerap menghambat pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya.
Persoalan terakhir yang harus diperhatikan adalah keterbatasan akses pemasaran dan juga penyediaan bahan baku. Hal ini memotivasi dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa (Unwar) menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada usaha pengolahan koran bekas menjadi perabotan milik Ketut Tirtayasa dan I Made Kadek Sudama di Banjar Beng, Desa Carangsari, Petang, Badung.
“Kami turun ke lokasi sejak Mei 2022 lalu. Berkolaborasi, melakukan pendampingangan untuk menjawab persoalan-persoalan mitra,” kata Ketua Tim Drs. I Made Pulawan, MMA, didampingi anggota Dewa Ayu Niti Widari, SE, MM, dan Drs. I Made Jamin Yasa, MM., dikonformasi di Denpasar, Senin (18/7). PKM juga turut melibatkan dua mahasiswa.
PKM bertema “Pemanfaatan E-Commerce Untuk Meningkatkan Pemasaran Produk Kerajinan Koran Bekas di Banjar Beng Desa Carangsari” ini bertujuan memberikan solusi bagaimana meningkatkan penjualan di masa pandemi oleh karena itu tim pengabdian memberi solusi berupa pemberian pelatihan dan pendampingan mengenai manajemen keuangan, manajemen pemasaran. Sekaligus melestarikan kelestarian budaya dan kearifan lokal.
Alat bantu berupa mesin compressor sangat penting untuk menunjang kegiatan produksi ketika produksi dengan hand made tidak mampu dilakukan atau dikerjakan oleh mitra ketika permintaan produk terhadap bokoran dan kotak tissue meningkat di saat ada hari raya keagamaan atau upacara adat.
Dewa Ayu Niti Widari, menambahkan, proses perhitungan harga pokok produksi secara akurat, cermat dan tepat berkaitan dengan menentukan informasi laba rugi yang sesungguhnya sangat penting bagi mitra. Sehingga dengan mengetahui harga pokok yang sesungguhnya, dapat dijadikan pedoman bagi mitra untuk menentukan harga jual produk.
Pengabdi I Made Jamin Yasa, memberikan edukasi tentang bagaimana cara memasarkan produk dengan media online (media sosial). Hal ini cukup membantu meningkatkan omzet, walaupun tidak setiap hari ada order langsung melalui telepon, karena sebagian juga melalui penjualan langsung pada konsumen termasuk juga konsumen dari luar desa.
Hal yang dilakukan tim pengabdi sudah sesuai dengan keluhan mitra, Ketut Tirtayasa dan I Made Kadek Sudama. Usaha mereka belum lama ini dikunjungi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Bahkan Sandiaga memesan 100 bokor berbentuk kotak tissue yang diselesaikan selama enam bulan. rl