stikom bali

Unhi Gelar FGD dengan Tema “Mangusadha Sangasakara Toya”

d1

DENPASAR-DiariBali

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengusung tema “Mangusadha Sangasakara Toya”, atau Menyembuhkan Peradaban Air bertempat di Gedung Rektorat Kampus setempat pada Jumat, (4/2). FGD ini berkolaborasi dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud dengan menghadirkan Narasumber Prof I Wayan Sukayasa, Dr Ida Bagus Dharmika, Dr Ida Bagus Suatama, Dr Ketut Gede Dharma Putra dan AA Nugrah Panji Astika.

Rektor Unhi Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., menjelasakn air adalah sumber kehidupan yang perlu dijaga dan dilindungi. Ini sangat erat kaitannya dengan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah Provinsi Bali melalui peraturan Gubernur Nomer 24 Tahun 2020 tentang perlindungan Danau, Mata Air, Sungai dan Laut.

Tujuan FGD ini, menurut Damriyasa juga akan menggali berbagai referensi kearifan local Bali dan bagaimana leluhur kita melindungi sumber mata air  sebagai sumber utama kehidupan. “Malah disini kita sebut air juga sebagai penyembuh peradaban dunia,” katanya.

Guru Besar jebolan Jerman ini juga  mengungkapkan Unhi sebagai perguruan tinggi yang berbasis keagamaan dan bersumber dari kearifan local perlu menggali lebih jauh dan mengimplementasikan referensi yang telah diwariskan.

“Dalam lontar Batur Kalawasan disebutkan bagaimana kita harus menjaga gunung dan laut. Kita dilarang hidup dari merusak alam, kita hidup dari hasil telapak tangan kita sendiri. Kalau ini tidak dilaksanakan maka kita akan kekurangan makanan dan inuman, umur pendek dan kekeringan,” tutup Damriyasa.

BACA JUGA:  Public Lecture FTP Unwar: Ny. Putri Koster Tekankan Peran Generasi Muda dalam Ekonomi Kreatif

Sementara itu, Pembina Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Bagus Ari Brahmanta mengatakan, selain berkolaborasi dengan UNHI, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, dan Institut Hindu Dharma Mpu Kuturan Singaraja dengan tujuan agar yayasan bisa memahami lebih banyak melalui referensi yang dimiliki oleh Universitas sehingga bisa menarik kesimpulan selanjutnya akan diimplementasikan di masyarakat.

“Saat ini terjadi problema di masyarakat tentang perlindungan mata air, oleh karenanya hasil FGD ini nantinya akan dirangkum dan dipublikasi ke masyarakat luas,” katanya.

Pihaknya mendorong untuk bisa bergerak bersama sebagai inovator atau kreator untuk bisa melanjutkan program dan diimplementasikan, serta diharapkan adanya suatu program atau regulasi di tingkat desa atau desa adat yang ada di lingkungan sumber mata air. zor