Sekolah Perempuan Kartini Resmi Dibentuk

DENPASAR, diari.com – Setelah berproses sejak tahun 2022, akhirnya Sekolah Perempuan Kartini di Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, terbentuk secara resmi, Kamis (13/4) bertempat di kantor Perbekel setempat.

Sekolah perempuan ini dibina oleh LSM Bali Sruti dan KAPAL Perempuan melalui program INKLUSI. Demikian dikatakan Ketua LSM Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu, M.Si., di sela penyerahan SK Kepengurusan Sekolah Perempuan Kartini oleh Perbekel Dauh Puri Kangin, disaksikan jajarannya, serta pimpinan dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai (Fishum UNR).

Riniti Rahayu mengungkapkan, Sekolah Perempuan Kartini, tidak mempunyai gedung maupun guru-guru tetap. Namun merupakan kelompok perempuan yang saling berbagi, saling belajar dan saling membantu sesama di dalam komunitas desa.

“Belajar bagi perempuan adalah sepanjang hayat. Perempuan selalu harus terus belajar untuk memberdayakan diri untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan komunitasnya,” jelas aktivis yang juga akademisi ini.

Tidak seperti zaman Kartini, menurutnya, kini fasilitas belajar sudah sangat memadai dan murah. Tiada lagi halangan seperti Kartini tempo dulu. “Jadi tentu dengan mudah bisa mewujudkan cita-cita Kartini 100 tahun lalu,” imbuhnya.

Dalam rangka pembelajaran perempuan di akar rumput, yaitu di tingkat desa maka, dibuatkan wadah belajar yang dinamakan sekolah perempuan. Itulah landasan terbentuknya Sekolah Perempuan Kartini.

Ia melanjutkan, Sekolah Perempuan Kartini ini terdiri dari para leader perempuan desa, para perempuan dari kelompok rentan, yaitu perempuan kepala keluarga, disabilitas, lansia dan para penyintas kekerasan.

Program ini melalui sekolah perempuan yang dinamakan Kartini akan terus belajar dan bergerak untuk membantu menyuarakan kaumnya di tingkat desa. Terutama kelompok marginal.

“Hari ini di bulan Kartini bulan pemberdayaan perempuan, kepala desa Dauh Puri Kangin menyerahkan SK sekolah perempuan kepada seluruh anggota. Sehingga sekolah perempuan KARTINI mempunyai payung hukum yang jelas dalam bergerak membantu memberdatakan perempuan desa Dauh Puri Kangin,” tegas perempuan yang gemar berorganisasi tersebut.

Perbekel Desa Dauh Puri Kangin Ni Ketut Anggreni Wati, menyebut, pembentukan Sekolah Perempuan Kartini di wilayahnya merupakan komitmen yang telah dibangun dengan Bali Sruti sejak 2022 lalu.
Karena programnya sangat bagus, maka pihaknya tidak punya alasan untuk tidak mendukungnya.

Apalagi, ia sendiri adalah kaum perempuan yang bisa membuktikan diri menjadi seorang kepala desa atau perbekel.

“Kami mendorong pemberdayaan perempuan dari segala sisi. Minimal perempuan harus tampil. Berani berbicara di depan umum dan membuktikan kapasitas diri,” kata Anggreni.

Untuk seluruh program kerja ke depan, Desa Dauh Puri Kangin sepakat menjalin memorandum of understanding (MoU) dengan Fishum UNR dengan melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen.

Ni Luh Gede Martini selaku Koordinator/Ketua Sekolah Perempuan Kartini Bali Sruti menambahkan, proses tatap muka di sekolah tersebut dijadwalkan sebulan sekali. Namun komunikasi dengan pegurus sekolah tetap intens dilakukan.

“Selama ini, kan belum ada sekolah yang mewakilkan perempuan. Jadi Sekolah Perempuan Kartini ini lah jawabannya,” jelasnya sembari mengatakan di Desa Dauh Puri Kangin terdapat 30 perempuan yang bergabung. Zor