Polkesden Deklarasi sebagai Kampus Siaga Bencana
DENPASAR, diaribali.com – Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Denpasar (Polkesden) Mendeklarasikan Kampus Siaga Bencana, pada Jumat (20/10/2023) di lingkungan kampus setempat.
Deklarasi tersebut dilakukan sebagai wujud implementasi salah satu dari enam pilar transfromasi kesehatan yakni Ketahanan Kesehatan. Dalam hal ini Polkesden berkolaborasi bersama Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali serta stakeholder terkait.
Direktur Polkesden Dr. Sri Rahayu, S.Kp., Ns, STr. Keb, M.Kes., menyampaikan Polkesden selaku penyelenggara pendidikan vokasi dan profesi yang yang berada di provinsi Bali memiliki kontribusi dan peran yang penting bagi wilayah provinsi Bali.
Deklarasi kampus yang siap siaga bencana, kata Sri Rahayu, untuk mengantisipasi perubahan iklim dan menindaklanjuti kebijakan dari pemerintah terkhusus dari pemerintah provinsi Bali. Selain itu enam pilar transformasi kesehatan yaitu ketahanan kesehatan, ini merupakan hal yang harus diimplementasikan Polkesden.
“Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan, meningkatkan komitmen seluruh civitas akademika di Polkesden dalam mengantisipasi, berpartisipasi, mensupport, dan mendukung penanggulangan bencana yang manakala terjadi terkhusus di provinsi Bali dan juga di luar provinsi Bali,” ujarnya.
Foto bersama usai pembukaan Deklarasi Kampus Siaga Bencana, pada Jumat (20/10/2023)
Setelah dideklarasikannya Polkesden sebagai kampus siaga bencana, lanjutnya, maka Polkesden akan terus berkontribusi, berperan secara aktif dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana dengan mengimplementasikan, melakukan monitoring tindak lanjut serta akan secara terus-menerus melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan kebencanaan.
“Rangkaian kegiatan yang lain yang sudah dilakukan menuju ke kampus siaga bencana yang pertama adalah memfasilitasi terbentuknya unit kegiatan mahasiswa Kop Sukarela, pembentukan Pokja kampus siaga bencana Polkesden yang melibatkan seluruh civtivitas akademika, melakukan pengisian Instrumen penilaian mandiri serta kegiatan workshop kampus siaga bencana,” jelasnya.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, drg, Arianti Anaya, MKM.,mengapresiasi atas inisiasi menjadikan Polkesden sebagai kampus siaga bencana. Karena Polkesden kampus pertama milik Kementerian Kesehatan yang yang membuat kampus siaga bencana.
“Tentunya kita harus berpikir untuk lebih meningkatkan kewaspadaan kita terhadap kondisi atau kejadian bencana di masa yang akan datang. bencana-bencana ini tentunya tidak hanya bencana terhadap penyakit seperti covid 19 saja tetapi bencana alam juga banyak terjadi di Indonesia,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Indonesia dengan geografisnya termasuk negeri yang rawan bencana dan tentunya berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia setiap tahun hampir tidak ada satu wilayah Indonesia yang rendah bencana.
“Nah inilah kemudian kita jabarkan dalam transformasi kesehatan salah satunya adalah transformasi ketahanan kesehatan di pilar ketiga di mana di situ kita akan menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan dan juga tenaga-tenaga lain yang bisa membantu tenaga kesehatan,” imbuhnya.
Dengan transformasi ketiga ini, kata drg, Arianti Anaya sebagai upaya preventif menyiapkan apabila terjadi bencana, walaupun bencana tersebut tidak diinginkan tetapi tetap harus bersiap-siap agar bisa ditangani dengan baik.
Dirinya berharap Polkesden mengambil peran yang signifikan untuk membantu wilayahnya apabila terjadi bencana,. “Sehingga tentunya kita bisa menolong masyarakat lebih banyak lagi dari hal-hal yang tidak kita harapkan akibat bencana alam yang terjadi,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan simulasikan tentang penanganan bencana yang ada di lingkungan kampus dan di lokasi bencana, pameran beberapa produk buku, booklet, poster hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan kebencanaan dari 6 jurusan yang ada di Polkesden. Zor