Pelaku Pariwisata Optimis Kunjungan Wisatawan ke Bali Meningkat Pasca Pencabutan Darurat Covid-19

Darurat Covid-19
Kunjungan wisatawan ke Desa Penglipuran Bangli (Foto ist)
Bagikan

DENPASAR, diaribali.com – Pasca Pencabutan Darurat Covid-19 diseluruh dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pelaku pariwisata Bali kian optimis jika pariwisata Pulau Dewata akan semakin membaik dan meyakini kunjungan wisatawan tumbuh signifikan.

“Ini akan berperan besar, berdampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali karena orang banyak berdatangan untuk berlibur. Seperti yang kita ketahui, pariwisata itu berkaitan dengan mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lain..Sedangkan sektor jasa pariwisata berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali,” ungkap pengamat ekonomi dan pariwisata, Ida Bagus Raka Suardana, Senin (8/5).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2023 mencapai 6,04 persen atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sama 2022 mencapai 1,48 persen. Ada pun sektor penyediaan makan dan minum yang merupakan bagian sektor jasa pariwisata, berkontribusi hampir 20 persen dari sisi lapangan usaha dan dari sisi pengeluaran didukung konsumsi rumah tangga sebesar 56 persen.

Raka Suardana menambahkan, dengan dicabutnya status darurat kesehatan global COVID-19 itu, akan menjadi momentum bagi Bali untuk menerapkan turis yang berkualitas datang berkunjung ke Pulau Dewata. “Ketika mobilitas kembali normal, maka harus dijual mahal Bali ini, dalam arti turis berkualitas datang ke Bali,” ujarnya.

Untuk mendukung wisatawan berkualitas, perlu didorong sosialisasi dan promosi guna menjaring turis berkualitas, yang membelanjakan uangnya lebih besar sehingga berdampak kepada ekonomi Bali. Selain itu, ia juga mengusulkan dalam jangka panjang mendatang pembayaran visa kedatangan langsung atau Visa on Arrival (VoA) lebih mahal hingga opsi retribusi yang dikenakan kepada wisatawan asing datang ke Bali. “Kalau sekarang kan wisatawan mancanegara bebas masuk dengan misalnya sandal jepit sudah bisa ke Bali sehingga Bali sesak, sedangkan pengeluaran mereka kecil, belum berdampak ke ekonomi,” ucap Raka Suardana.

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19 pada Jumat (5/5). Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan Indonesia sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO.

Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan di antaranya dengan surveilans kesehatan masyarakat, dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta mempersiapkan kebijakan kesehatan lainnya. Masyarakat juga diimbau agar tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan serta upaya vaksinasi juga terus dijalankan terutama untuk meningkatkan perlindungan bagi kelompok masyarakat yang paling berisiko. Zor