Menparekraf Upayakan Akses UMKM Terhadap Permodalan Semakin Luas

UMKM

MANGUPURA, diaribali.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno belum lama ini di Badung mengatakan akan terus berupaya mendorong peningkatan akses bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap permodalan sehingga semakin memperkuat pelaku UMKM khususnya industri kuliner untuk terus berkembang.

Sandiaga menyebutkan bahwa industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis dengan peran pentingnya dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan BPS mencatat sepanjang tahun 2023 kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB nasional mencapai 6,5 persen.
“PDB hampir Rp1.000 triliun atau meningkatnya sekitar 5 persen dan kontribusi terhadap PDB nasional 6,5 persen. Tapi yang penting juga adalah kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja hampir 43 persen,” kata Sandiaga.

Namun terkait akses permodalan, industri kuliner di Indonesia masih menghadapi tantangan. Sebanyak 71 persen dari UMKM masih mengandalkan modal sendiri atau dari keluarga. Sementara akses dari lembaga perbankan juga hanya sebesar 16 persen. Hal ini menunjukkan bahwa akses pembiayaan yang terakses UMKM masih minim. “Angka ini yang harus kita solusikan,” ujarnya.

Pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf memiliki program yang memberikan pelatihan dan pendampingan serta akses pembiayaan bagi pelaku UMKM khususnya industri kuliner. Salah satunya adalah FoodStartup Indonesia. Program ini ditujukan untuk menciptakan akselerasi bisnis bagi pelaku usaha kuliner yang mencakup strategi penjualan, product development, negosiasi bisnis, networking, sharing pengetahuan seputar bisnis kuliner, hingga penjualan produk silang antarusaha dalam ekosistem FoodStartup Indonesia.

BACA JUGA:  JMSI Audiensi dengan Dirut BPD Bali, Bangun Komunikasi dan Sinergi

Selain itu juga tentunya mengakselerasi pembiayaan dan permodalan serta mendorong pelaku usaha kreatif subsektor kuliner untuk lebih berinovasi dan memperluas jangkauan ke pelaku usaha kreatif kuliner Indonesia khususnya yang berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).

“Ada 26 ribu pelaku usaha sektor kuliner yang mendaftar sejak 2016 di FoodStartup Indonesia dan total sudah ada 500 usaha yang terkurasi. Di (FSI) 2024 ditargetkan ada 50 usaha yang terkurasi dengan target pembiayaan sebesar 16,5 juta dolar AS yang jadi bagian dari 1.000 SKU (stock keeping unit) yang dipasarkan pada ekosistem FSI,” ucap Sandiaga sembari mengajak pelaku usaha kuliner untuk dapat memaksimalkan dan memanfaatkan program ini agar dapat mendorong pengembangan usaha. rl

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *