Internasional Workshop Bambu di Penglipuran, Kolaborasi Unwar dengan Utar Malaysia
BANGLI, diaribali.com – Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik & Perencanaan Universitas Warmadewa bersama Bachelor of Science (Honours) Architecture Universitas Tenku Abdul Rahman (UTAR) Malaysia menggelar International Joint Workshop Bambu di Desa Wisata Panglipuran-Bangli.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin-Kamis, 9-12 Januari 2023 ini, diikuti oleh 10 orang mahasiswa Prodi Arsitektur Unwar dan 48 orang Mahasiswa dari Bachelor of Science (Honours) Architecture UTAR Malaysia serta didampingi oleh beberapa orang dosen dari kedua pihak.
Koordinator kegiatan, AA Gede Raka Gunawarman, ST.,MT., menyampaikan, join wokshop ini merupakan agenda pertama di tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Program Studi Arsitektur dalam rangka percepatan internasionalisasi serta memperkenalkan budaya serta keunggulan/manfaat dari material bambu sebagai bahan baku arsitektur.
Hal tersebut kata dia merupakan bagian dari kegiatan memberikan edukasi kepada generasi muda/masyarakat desa panglipuran untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan bambu sehingga, kedepan bambu ini akan memiliki nilai lebih dimata masyarakat luas.
“Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari dengan harapan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat berkaitan dengan proses sampai dengan menjadi bahan baku atap (genteng bambu) yang merupakan ciri khas dari atap rumah adat di Desa Panglipuran,”ujarnya.
Perwakilan UTAR Malaysia, Abdul Muluk Abdul Manan mengatakan, international joint workshop ini dinilai sangat berguna bagi mahasiswanya. Sebab, dengan hal ini mahasiswa dari UTAR dapat memahami dan merasakan secara langsung proses dan maanfaat dari sebuah bambu untuk dijadikan kontruksi dalam arsitektur.
“Saya berharap kegiatan ini kedepan dapat berkelanjutan dan kami berencana akan mengajak mahasiswa dari Unwar dan perguruan tinggi lainnya untuk melaksanakan kegiatan workshop bersama nanti di malaysia, karena kami juga memiliki potensi yang sama dan mudah”an itu bisa dimanfaatkan dengan baik,”ungkapnya.
Sementara itu Ketua Pengelola Desa Wisata Panglipuran Wayan Sumiarsa mengaku sangat bersyukur karena pihaknya dapat berkolaborasi dengan Akademisi di dalam pengembangan desa wisata khususnya dalam hal pemberdayaan bambu sebagai kontruksi arsitektur.
Ia juga mengatakan Desa Panglipuran dan sekitarnya merupakan daerah penghasil bambu, Maka dari itu pihaknya ingin mengenalkan kearifan lokal yang dimiliki Desa Panglipuran kepada masyarakat luas guna untuk menjadi daya tarik wisata baru bagi desanya.
“Ini merupakan pentahelix yang mana dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi desa wisata dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak baik unsur masyarakat maupun lembaga dalam rangka mewujudkan inovasi-inovasi baru. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berlanjut,” pungkasnya. rl