

GMTI ke-23 ITB STIKOM Bali Diikuti 1.256 Maba

DENPASAR, diaribali.com – Sebanyak 1.256 mahasiswa baru ITB STIKOM Bali mengikuti pembukaan Gema Mahasiswa Teknologi Informasi (GMTI) Ke-23 di Lapangan Lumintang, Denpasar, Selasa (10/9/2024).
GMTI tahun ini dikemas dengan cara yang berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kegiatan akan berlangsung di beberapa tempat. Menariknya lagi, mereka (maba) juga akan diajak mengunjungi museum Bali agar mengenal lebih dalam tentang adat dan budaya daerah tempat mereka menimba ilmu.
Hal itu disampaikan Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan di sela pembukaan GMTI ke-23.
“GMTI ke-23 ini diikuti 1.256 orang mahasiswa yang diisi dengan berbagai kegiatan dan ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya,” jelasnya
Lebih lanjut dijelaskan, maba diajak mengunjungi Museum Bali bertujuan agar mereka lebih memahami masyarakat Bali dan juga kebudayaannya. Untuk penutupan GMTI, kata Rektor, akan berlangsung pada Sabtu mendatang, di Yayasan Pendidikan Sanur.
Sememtara Pembina Yayasan Widya Dharma Santi Prof. Made Bandem menjelaskan GMTI ke-23 dikemas dengan menampilkan kebudayaan, salah satunya budaya layang-layang yang menceritakan tentang semangat seorang anak muda yang ingin menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk mewujudkan mimpi di masa depan.
“Layang-layang itu kan sifatnya diciptakan oleh Rare Angon, Rare Angon itu bermain layang-layang, Bisa melukis, bisa menggambar, lalu raja melihat lukisan itu lukisan yang dinamakan Lubang Pori, seorang yang cantik sekali kemudian berbagai halangan rintangnya datang oleh Rare Angon,” jelas Prof. Bandem.
Lebih lanjut dikatakan, apa yang ditampilkan dalam pembukaan GMTI ini menjawab undang-undang nomor 5 tahun 2017 bahwa seni dan budaya sangat penting untuk dilindungi.
“Ada perlindungan, ada pengembangan, ada pemanfaatan, dan juga ada pembinaan. Jadi mereka ini serius melihat ke depan bagaimana Indonesia pada tahun 2025,” pungkasnya. Zor