FST UNR Gelar Webinar Nasional, Bahas Tantangan Wujudkan Bangunan Gedung Hijau
DENPASAR,diaribali.com-Serangkaian Hari Jadi ke-43 Yayasan Jagadhita Denpasar sebagai badan hukum penyelenggara pendidikan Universitas Ngurah Rai (UNR), Program Studi (Prodi) Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai (FST) menggelar Webinar Nasional mengusung tema “Tantangan dalam Mewujudkan Desain Arsitektur Bangunan Gedung hijau (BGH) pada Masa Ini dan Masa Depan”, Jumat (13/5).
Isu hijau dan berkelanjutan pada bangunan sudah lama dikenal namun dirasa belum cukup membuat perencana dan pelaksana proyek bangunan tertarik untuk menerapkannya. Seperti masih kurangnya informasi, sering ditemuinya sikap resitensi dari pihak-pihak terkait hingga panjangnya birokrasi yang harus ditempuh untuk mensosialisasikan konsep ini.
Hal inilah yang kemudian menjadi alasan pelaksanaan webinar, selain sebagai media publikasi isu dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memperkenalkan konsep bangunan gedung hijau, juga sebagai pengingat penting dan sangat rentannya bumi yang kita tinggali saat ini.
Webinar ini mengundang dua pembicara yang kompeten di bidangnya, antara lain Ir. Mochammad Sulton Sahara, M.Eng (JFT Madya Tata Bangunan dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian PUPR Republik Indonesia), dan Ir. Robby Dwiko Juliardi, MT., Ph.D., IAI., A.A. (Dosen SAPPK ITB), sehingga webinar dapat membahas topik bangunan gedung hijau dari 2 sisi, yaitu sisi regulasi dan akademik-praktisi.
Webinar dihadiri oleh 270 peserta yang berasal dari latar belakang beragam, seperti dari mahasiswa, dosen, praktisi di bidang perencanaan atau pelaksanaan proyek hingga unsur pemerintahan.
Webinar dibuka Dekan FST UNR Ir. Putu Doddy Heka Ardana, ST., MT., IPM. yang menyambut baik diselenggarakan kegiatan ini mengingat pentingnya isu bangunan gedung hijau. “Manfaatnya tidak hanya untuk saat ini, tetapi hingga masa depan, bagi anak cucu kita nantinya,” jelas Doddy.
Sulton Sahara, narasumber pertama mengingatkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia sudah hadir dalam isu bangunan Gedung hijau ini, seperti penerbitan PPRI No. 16/2021 dan Permen PUPRRI No. 21/2021.
Di tahun 2021 pemerintah telah membuat regulasi melalui rating tools (penilaian rangking) asli buatan Indonesia yang dikenal dengan nama BGH-Garuda. Pada BGH-Garuda telah lengkap diukur mengenai aspek arsitektur, lingkungan hingga interior pada bangunan, baik pada tahap perencanaan, konstruksi, pemanfaatan, hingga pembongkaran.
Sedangkan Robby Dwiko Juliardi memaparkan pentingnya isu hijau dan berkelanjutan saat ini, bagaimana fenomena pemanasan global akibat konsumsi sumber daya sudah membebani kehidupan manusia modern. Beliau menyampaikan bahwa konsep bangunan hijau dapat diterapkan tidak hanya pada skala besar/ bangunan tinggi semata, tetapi hingga sampai rumah tinggal sekalipun, seperti pada Kawasan Hijau Masyarakat (H2M).
Setelah sesi pemaparan materi, banyak hadirin yang tertarik mengenai rating tools yang dikembangkan oleh kementrian PUPR dan contoh sukses bangunan yang telah berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi ini di Indonesia.
Selain itu, peserta webminar juga bertanya mengenai persamaan konsep bangunan vernakular dengan bangunan gedung hijau, yang ditanggapi oleh narasumber bahwa arsitektur vernakular tidak hanya harus regional saja, tetapi harus berdampak global pada perencanaan nantinya.
Wakil Dekan FST Ir. Kadek Astariani, ST., MT., menyampaikan ucapan terima kasih nya kepada narasumber dan peserta webminar dan berharap agar kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak lagi para sukarelawan-sukarelawan “hijau” di seluruh daerah di Indonesia untuk membantu bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman. (rl)