Dosen Kesling Polkesden Dampingi Bank Sampah Yoga Mesari

Bank Sampah Yoga Mesari
“Keberadaan bank sampah sangat baik karena mampu menyelamatkan lingkungan Pulau Dewata dalam jangka panjang akibat dampak buruk dari sampah. Namun, diperlukan dukungan semua pihak agar partisipasi masyarakat maksimal”.
MANGUPURA-DiariBali
Sampah merupakan momok, bahkan bom waktu bagi kelangsungan pariwisata Bali jika tidak dikelola dengan baik. Merujuk data penelitian Bali Partnership tahun 2019, Bali menghasilkan sebanyak 4.281 ton per hari atau 1,5 juta ton sampah tiap tahun. Sebanyak 50 persen sampah di Bali berasal dari tiga daerah yaitu Denpasar, Badung, dan Gianyar. Dan 70 persen berakhir di TPA Suwung. Sebab pengelolaan sampah di Bali masih menggunakan sistem kumpul, angkut, buang.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi Bali menelurkan kebijakan berupa Peraturan Gubernur (Pergub) No 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber. Kesadaran masyarakat cukup tergugah untuk menyelesaikan sampah di sumbernya. Salah satunya dengan menjamurnya bank-bank sampah di tingkat banjar mau pun desa. Namun, bank sampah perlu dukungan dan pendampingan dari berbagai pihak, tak terkecuali para akademisi di perguruan tinggi.
Salah satu perguruan tinggi vokasi di Bali, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar (Polkesden) yang mengelola Jurusan Kesehatan Lingkungan (Kesling) turun tangan. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat, dosen Kesling I Nyoman Gede Suyasa, SKM., M.Si, Ni Ketut Rusminingsih, SKM, MSi., dengan tim pengabdian beserta mahasiswa, telah melakukan pendampingan pada Bank Sampah Yoga Mesari di Desa Mengwi pada tanggal 18 Juni 2021.
“Pada saat pelaksaanan pengabdian kami juga menyerahkan bantuan berupa bahan kontak timbangan pegas, karung sampah dan media edukasi booklet yang diterima oleh Kepala Desa Mengwi I Nyoman Suwarjana didampingi Bendesa Adat Mengwi Anak Agung Gelgel serta BPD Desa Mengwi,” kata Suyasa dikonfirmasi di Denpasar, Selasa (22/6).
Tim pengabdi selanjutnya terjun ke masyarakat untuk melakukan pendampingan kepada anggota Bank Sampah Yoga Mesari, untuk memberikan edukasi kepada anggota untuk aktif melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat di tabung di bank sampah.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak.
Bank sampah yoga mesari dalam perjalanan memiliki 609 nasabah, selanjutnya pada 2 tahun terakhir anggota bank sampah yoga mesari beralih menjadi bank sampah mandiri (BSM), dalam masa pandemi ini sempat terjadi kelesuan dalam keaktifan anggota bank sampah mandiri, masyarakat lebih banyak menjual hasil pemilahan dan pengumpulan sampah pada pemulung.
Diharapkan melalui pengabdian masyarakat ini anggota bank sampah yoga mesari yang telah beralih menjadi bank sampah mandiri kembali aktif melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah untuk di tabung pada bank sampah yang dikelola oleh bank sampah yoga mesari Desa Mengwi.
Lebih lanjut, Suyasa mengatakan, pengabdian kepada masyarakat ini adalah implementasi dari salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Selain pengajaran dan penelitian, kami selaku civitas perguruan tinggi juga punya kewajiban mengabdi di masyarakat,” kata dia. (TIM)