Wujudkan Generasi Emas 2045, Pencegahan Stunting di Bali Digenjot
SINGARAJA,DiariBali.com-
Mewujudkan generasi emas tahun 2045 akan tercapai bilamana sumber daya manusia (SDM) sehat, cerdas dan berpendidikan. Untuk mewujudkan generasi yang sehat, maka bayi atau balita agar terbebas dari stunting. Pasalnya, generasi atau SDM yang terpapar stunting akan sulit sulit berkembang menjadi cerdas dan berdaya saing.
Untuk itu, Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali terus digenjot. Kali ini sosialisasi dolaksanakan di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Rabu (24/8).
Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, tersohor hingga ke mancanegara karena panorama beberapa air terjunnya yang menakjubkan. Disamping juga hamparan kebun cengkih yang dapat menopang hidup masyarakat setempat.
Bali yang daerahnya bergantung pada sektor Pariwisata akan menjadi barometer dunia bilamana kesehatan masyarakt tidak mendukung. Kesehatan menjadi poin penting bagi Pariwisata Bali. Pariwisata yang berkualitas, harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pula. Caranya, dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang sampai menderita stunting (gangguan gizi kronis pada balita).
Demikian diutarakan Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana di sela Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting dihadaoan ratusam maysarakat Desa Lemukih.
Politisi PDIP ini berpendapat, Bali yang bergantung pada sektor pariwisata sangat rentan dengan berbagai isu, seperti bencana alam, keamanan, dan kesehatan. Sehingga, jika masyarakatnya sehat, akan menjadi promosi yang baik bagi wisatawan.
“Untuk itu saya mengajak masyarakat Lemukih untuk memperhatikan betul kesehatan anggota keluarga, terutama kesehatan ibu hamil dan balita agar tidak terkena stunting,” pintanya.
Stunting, kata Kariyasa, menjadi isu strategis nasional yang secara serius digarap pemerintah. Maklum saja, prevalensi stunting nasional menyentuh 24,4 persen. Artinya satu dari lima anak Indonesia terindikasi stunting. Sehingga Presiden Jokowi menerbitkan Perpres 72 tahun 2021.
“Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), salah satu mitra kami di Komisi IX ditunjuk menjadi komandan, koordinator menurunkan target stunting. Mari kita berkolaborasi menyukseskannya,” tambah Kariyasa.
Perbekel Desa Lemukih Nyoman Linggih mengapresiasi program kemitraan BKKBN dengan Komisi IX DPR RI tersebut, dan berharap desa yang dipimpinnya mendapatkan pendampingan berkelanjutan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Anggota Komisi IX DPR RI dan BKKBN yang telah memilih desa kami untuk melakukan promosi KIE. Semoga dengan diselenggarakan kegiatan ini kader PKK, pemdang keluarga maupun komponenn desa mendapatkan esukasi dari BKKBM sehingga desa kami terbebas dari stunting,” harap Linggih memungkasi.
Dalam kesempatan sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih menjelaskan, prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 10,9 persen. Targetnya, pada 2024 turun menjadi lima persen atau bahkan jauh di bawahnya.
Target ini, menurut Luh De Sukardiasih, bisa tercapai apabila semua komponen terlibat, mengingat stunting adalah masalah kompleks yang membutuhkan gotong royong lintas sektor.
“Kita berkolaborasi dengan semua dinas. Misalnya dinas PU mengurus sanitasinya, dinas pendidikan membangun fasilitas pendidikan, dinas sosial memperhatikan bantuan, dinas kesehatan memperhatikan layanan dasar, dan seterusnya,” kata Luh De.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutjidra diwakili Kepala Dinas P2KBP3A Buleleng Nyoman Riang Pustaka menyebut program ini adalah wujud sinergi eksekutif dan legislatif yang turun bersama di tengah masyarakat.
Riang melanjutkan, upaya penurunan stunting tidak seperti makan cabai yang pedasnya terasa seketika. Namun, upaya yang dilakukan saat ini baru terasa minimal 2030 mendatang saat Bali menyambut bonus demografi.
“Bonus demografi ini akan menjadi berkah apabila diciptakan dengan baik hari ini. Dan sebaliknya, akan jadi musibah jika tidak diciptakan dari sekarang,” jelas Riang.
Buleleng, lanjut Riang, menargetkan prevalensi stunting 5,5 persen tahun 2024 yang saat ini masih berkisar di angka 8,9 persen. Pemerintah Kabupaten Buleleng, menurutnya, ingin membuktikan diri bisa menciptakan generasi berkualitas dengan memperhatikan layanan dasar dan pendidikan masyarakatnya. (Art)