Unud Tidak “Tenget” Lagi bagi Awak Media
DENPASAR-DiariBali
Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) tertua, terfavorit dan terbesar di Bali, Universitas Udayana (Unud) jelas menyimpan potensi isu-isu menarik yang mengandung nilai berita di mata awak media.
Bermodal puluhan ribu mahasiswa, 1. 600 dosen dan pegawai, serta unit-unit layanan publik seperti Rumah Sakit, Unud tentu menjadi sumber berita empuk bagi awak media. Baik dari segi prestasi sivitas akademikanya hingga paradigma kurang sedap seperti pertentangan, keluhan, hingga potensi pelanggaran lainnya.
Masih segar dalam ingatan masyarakat, beberapa waktu lalu, Unud pernah diguncang oleh dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen terhadap mahasiswi, meski kasus ini sudah diklarifikasi oleh sang rektor sebelumnya, Prof. Dr. dr. AA Raka Sudewi, Sp.S (k).
Selain sebagai sumber berita, para pengelola media di Bali tentu berniat membangun sinergi dengan Unud mengingat kampus tersebut mempunyai kemampuan finansial yang cukup. Ini wajar.
Di satu sisi, media adalah pelayan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi, namun di sisi lain, media juga sebuah perusahaan yang memerlukan dana operasional yang tidak murah, terutama media cetak dan televisi. Sehingga ada beberapa acara (seremonial) yang berbayar (advetorial).
Dari pengalaman sejumlah awak media lokal, untuk bisa mendapatkan konfirmasi dari pimpinan Unud tidak semudah membalikkan piring. Apalagi menembus kerja sama. Tapi itu dulu.
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. IPU., adalah “something different“. Guru besar teknik mesin yang dilantik menggantikan Prof. Raka Sudewi 26 Agustus 2021 itu berjanji lebih informatif kepada awak media.
Janjinya bisa dikatakan serius, sebab Antara langsung mengundang lebih dari 40 pimpinan media, Sabtu (25/9/2021) malam di sebuah restoran di Denpasar. Bahkan Prof. Antara mengenalkan juru bicara, Putu Ayu Asty Senja Pratiwi.
“Saya akan fasilitasi teman-teman media untuk menembus konfirmasi terhadap isu-isu Kampus Universitas Udayana yang sejak dulu minim informasi keluar. Sekarang akan membentuk interaksi keluar zona nyamannya melalui program kumpul bareng bersama pimpinan media se-Bali, yang akan diadakan 2 atau 3 kali sebulan, ke depannya,” kata Prof. Antara.
Baginya, pelit informasi kepada awak media adalah sebuah dosa. Di bawah tongkat komandonya, ia bertekad memberangus “dosa” lama tersebut. “Dulu kalau pun diladeni oleh pihak kampus maka jawaban yang didapat pasti akan lama. Kami berjanji akan menghapus “dosa lama” yang selama ini ada tentang kampus terbaik, tertua, terbesar di Bali ini,” imbuh dia.
“Kita akan ubah paradigmanya, di era kepemimpinan saya hal itu tak akan ada lagi. Baik dan buruk tentang Unud akan saya ladeni, silahkan kawan-kawan media bila akan mengonfirmasikan kepada kita, kita siap,” kata Prof. Antara.
Sang rektor anyar yang didampingi para wakil dan pejabat penting lainnya; Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP, Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS, Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D.,IPU, Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes., juga bakal membangun 6000 kamar asrama bagi mahasiswa.
Prof. Antara berjanji menyediakan media center (pusat informasi) untuk para wartawan seperti yang telah dilakukan Polri dan TNI. “Ya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) juga bisa bersuara di sana nantinya, saya tantang mereka untuk bersuara, “tutupnya. (zor)