Tria Paramita, Lentera Muda Penjaga Budaya

Oplus_0
Ni Komang Tria Putri Paramita

Oplus_0

Denpasar, diaribali.com

Di balik senyum ramah dan pembawaan tenangnya, Ni Komang Tria Putri Paramita menyimpan semangat dan tekad luar biasa. Siswi baru di SMA Negeri 4 Denpasar ini dikenal sebagai sosok muda yang tak hanya cerdas secara akademik, namun juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pelestarian budaya.

Tria, demikian ia akrab disapa, telah menunjukkan jiwa kepemimpinan sejak duduk di bangku SMP PGRI 1 Denpasar. Ia dipercaya menjabat sebagai Ketua OSIS dari kelas VIII hingga IX. Tanggung jawab besar itu tak menghalangi prestasinya—ia konsisten meraih predikat Juara Umum 1 di sekolahnya.

“Keuletan dan rasa tanggung jawab adalah kuncinya,” ujar Tria saat ditemui usai mengikuti kegiatan di sekolah barunya.

Namanya mulai dikenal publik saat mengikuti lomba Baligrafi, seni menulis aksara Bali menggunakan media komputer. Lomba ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali yang digelar rutin oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.

Tria awalnya ditunjuk oleh gurunya, I Gede Sweta Getas, untuk mewakili sekolah. Dengan penuh semangat, ia menjalani proses pembinaan intensif. “Saya tidak berpikir soal juara, saya hanya ingin ikut berpartisipasi dan belajar,” kenangnya.

Namun hasil tak mengkhianati usaha. Tria berhasil meraih Juara 1 dalam kompetisi bergengsi. Keberhasilannya mengukuhkan dirinya sebagai pelajar yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tapi juga peduli terhadap warisan budaya daerah.

Pengalaman di panggung budaya membuat Tria percaya diri mencoba hal baru. Ia pun mengikuti ajang Seleksi Duta Anak Kota Denpasar 2025 yang diselenggarakan Dinas Sosial. Ajang ini mempertemukan perwakilan pelajar dari berbagai sekolah, baik negeri maupun swasta.

Di luar dugaan, Tria yang saat itu masih duduk di bangku SMP, mampu melaju hingga babak Grand Final, bahkan berhasil menyingkirkan para pesaing dari tingkat SMA. “Saat itu saya satu-satunya peserta dari SMP, jadi saya hanya mencoba melakukan yang terbaik,” katanya merendah.

Hasilnya, Tria dinobatkan sebagai Duta Anak Kota Denpasar 2025, mengungguli peserta lain yang lebih senior. Ia mengaku mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk strategi dan materi kampanye yang mengangkat pentingnya pelestarian budaya Bali di kalangan generasi muda.

Kini, memasuki jenjang SMA, Tria fokus menjalankan perannya sebagai Duta Anak Kota Denpasar dengan giat melakukan sosialisasi dan kampanye pelestarian budaya. Ia mengajak remaja seusianya untuk lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Bali, khususnya aksara dan bahasa daerah.

“Di tengah perkembangan zaman, kita harus tetap ingat akar budaya. Anak muda harus jadi bagian dari generasi emas yang tetap membumi,” tuturnya.

Tria berharap dapat terus menginspirasi generasi muda Denpasar untuk aktif, berprestasi, dan tetap mencintai budaya sendiri.(get)