Taman Ayun Barong Festival Sebagai Ajang Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan
BADUNG, diaribali.com-Sebagai wujud nyata dalam pelestarian warisan budaya, Sanggar Mangu Samcaya menggelar Taman Ayun Barong Festival, bertempat di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Taman Ayun, Sabtu (10/9). Acara ini juga sebagai upaya menarik minat wisatawan agar makin tertarik untuk berwisata ke Bali, khususnya Kabupaten Badung.
Acara ini dikemas dengan jenis perlombaan dalam dua kategori, yaitu kategori regenerasi dan superstar yang diikuti oleh peserta dari seluruh Bali. Kategori regenerasi diikuti oleh peserta anak-anak sebanyak 20 peserta, sedangkan 10 peserta orang dewasa masuk dalam kategori superstar.
Ketua panitia I Putu Gede Pratama Putra menjelaskan, pada kategori regenerasi dipertunjukkan tarian Barong Buntut yang diikuti oleh anak-anak usia 9 sampai 13 tahun, sedangkan Barong Ket dalam kategori superstar ini secara khusus bersyarat minimal mendapatkan juara terbaik sebanyak tiga kali dalam ajang kompetisi serupa pada masing-masing kabupaten se-Bali.
“Unsur penilaian yang diterapkan yaitu ada lima, pertama ada Wiraga berarti raga atau tubuh, dengan begitu para penari mampu menguasai penampilan tiap gerakan tubuh, selanjutnya Wirasa yang berarti mengekspresikan perasaan yang bisa dilakukan melalui gerak, kemudian Wirama yang berarti ritme atau tempo, Wirupa berarti rupa atau wujud, unsur ini memberikan kejelasan pesan yang ingin disampaikan melalui warna, busana, dan riasan, serta Wibawa yang dalam pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi para penonton,” jelasnya.
Pembina Sanggar Mangu Samcaya Anak Agung Gde Agung mengatakan, dalam menjaga pelestarian budaya harus dilakukan langkah konkrit. “Kita wajib melestarikan budaya kita, dengan kata lain ‘world heritage conservation’ karena tanpa kita yang melakukan langkah konkrit seperti sekarang ini siapa yang akan memulai, terutama untuk regenerasi anak-anak” ujar anggota Komite III DPD-RI itu saat dimintai keterangan disela acara.
Dalam pelaksanaan acara ini ada dua list yang dinobatkan sebagai warisan budaya diberikan oleh UNESCO, dengan demikian menurut Panglingsir Puri Ageng Mengwi ini, acara tersebut juga sebagai ajang mengapresiasi organisasi kebudayaan dunia.
“Ini merupakan pengabdian kami untuk wilayah Bali khususnya barong ini, karena kita memberikan suatu apresiasi juga kepada UNESCO, bahwa di Taman Ayun event yang sekarang ini ada dua list yang masuk world heritage list dalam UNESCO kita gabungkan menjadi satu, pertama Taman Ayun sendiri sebagai warisan budaya dunia, kedua pergelaran tarian Barong juga sebagai warisan budaya dunia” jelas Senator Agung.
“Kita mengapresiasi kan tidak hanya ngomong saja, perlu langkah yang nyata dan jelas, inilah pengabdian kami” imbuhnya.
Disamping melestarikan warisan budaya, dikatakan acara ini sebagai daya tarik wisata secara alami. “Banyak turis yang datang dan menyaksikan, padahal kami tidak ada undangan khusus kepada para turis itu” ucapnya.
Ia berharap acara ini akan terus bisa digelar setiap tahunnya. “Saya berusaha setiap tahun bisa dilaksanakan” pungkasnya. Zor