Survei: Setiap Orang Bali Rutin Menggosok Gigi, Tapi Waktunya Kurang Tepat

ilustrasi anak-anak sedang menyikat gigi.
ilustrasi anak-anak sedang menyikat gigi.

DENPASAR-diaribali.com

TP PKK Bali di bawah komando Pj. drg. Ida Mahendra Jaya, tengah menggencarkan program kesehatan gigi masyarakat. Salah satunya dengan menginisiasi Program Desa Peduli Gigi (Deligi) di Desa Temesi, Gianyar.

Titik Wahyani, pengurus TP PKK Bali, mengatakan, hampir 100 persen warga Bali, termasuk anak-anak sudah rutin menggok gigi, hanya saja waktunya sebagain besar kurang tepat.

“Banyak yang menggosok gigi pas mandi sore. Padahal setelah itu mereka makan. Dan tidak menggosok gigi lagi saat hendak tidur,” kata Titik dalam satu kesempatan sosialisasi kepada anak SD di Tabanan, beberapa waktu lalu.

Ketidak-tepatan waktu ini, kata Titik, memicu karies atau gigi berlubang pada anak. Selanjutnya akan memengaruhi kesehatan tubuh lainnya, termasuk stunting.

Untuk itu, pihaknya terus mengimbau agar kebiasaan menggosok gigi malam hari sebelum tidur menjadi budaya yang mengakar menunu Indonesia Bebas Karies 2030.

Mengutip dari berbagai sumber, angka prevalensi karies gigi di Bali bervariasi, tergantung dari sumber data dan tahunnya:

Berdasarkan Riskesdas 2007, angka prevalensi karies gigi di Bali adalah 22,5%.

Berdasarkan RSUD Bali Mandara, 41% penduduk Bali mengalami masalah gigi rusak, berlubang, atau sakit.
Berdasarkan jurnal kesehatan gigi, angka prevalensi karies gigi di Badung Regency adalah 11,10% D (Decay), 17,40% M (Missing), dan 7,43% F (Filling).

Prevalensi karies gigi adalah angka yang menunjukkan jumlah penderita karies dalam periode waktu tertentu. Karies gigi merupakan penyakit yang dialami oleh hampir setengah populasi penduduk dunia.

BACA JUGA:  90 Persen Perokok Tidak Pernah Menghubungi Layanan Berhenti Merokok

Karies gigi lebih sering terjadi pada anak-anak dan lansia. Pada anak, karies gigi umumnya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan manis, sedangkan pada lansia, karies gigi disebabkan oleh menurunnya kekuatan gusi akibat penuaan.

Untuk menekan jumlah masalah kesehatan gigi, Kementerian Kesehatan mencanangkan Indonesia Bebas Karies pada 2030 mendatang. (DBS/BUDIARTA)