Sumur Imbuhan Solusi Atasi Krisis Air Tanah

1000113224
Direktur IDEP Foundation Muchamad Awal saat berada di area sumur imbuhan

TABANAN, diaribali.com – Berdasarkan riset kurun waktu 2018 hingga 2021, Pulau Bali terancam krisis air, pasalnya, inklusi air laut mencapai 3 km, hal tersebut membuktikan air tanah di Pulau Bali telah berkurang signifikan.

Berangkat dari persoalan tersebut, IDEP Foundation berkolaborasi bersama Politeknik Negeri Bali (PNB), Yayasan Save Children Indonesia dan Pokdarwis Desa Munduk, meluncurkan program sumur imbuhan yang berfungsi meresap dan mengembalikan air hujan ke dalam tanah.

Direktur IDEP, Muchamad Awal mengatakan, Desa Munduk adalah area serapan air hujan yang paling utama dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Bali. Selain itu Desa Munduk memiliki curah hujan yang sangat tinggi.

Sumur imbuhan yang dibangun di Munduk, kata Awal, tidak diperuntukkan untuk masayarakat sekitar, melainkan untuk masyarakat di Buleleng Utara dan Selatan.

“Di Desa Munduk ada Danau Tamblingan dan juga Beratan yang memiliki fungsi yang sama hanya menampung dan menyerap ke dalam tanah dan mengisi kantong tanah yang ada di aliran bawahnya,” jelasnya, Jumat (22/3/2024) di Buleleng

Sumur imbuhan

Saat ini jumlah sumur imbuhan yang dibangun di Desa Munduk berjumlah empat yang tersebar di beberapa titik. Khusus sumur imbuhan di Pure Puseh memiliki kedalaman 32 meter dengan ukuran permukaan 2 meter x 3 meter dan sudah dilengkapi filtrasi alami menggunakan ijuk, arang dan pasir.

Awal, berharap sumur imbuhan tersebut tetap terjaga dan menjadi salah satu bentuk edukasi terhadap masayarakat maupun pengunjung yang ada di Desa Munduk.

BACA JUGA:  Yunita Oktarini Sasar Lansia, Difabel, hingga Masyarakat Miskin Peringati Hari Ibu

“Dengan adanya sumur ini menjadi salah satu tujuan wisata dan masyarakat bisa menjaga karena bisa menjadi nilai jual untuk diperlihatkan ke tamu yang berwisata ke Munduk,” harapnya. Zor