Kuliah Umum, Fishum UNR Angkat Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender

IMG-20250507-WA0087
Seminar Nasional Fishum Universitas Ngurah Rai terkait Penghapusan Kekerasan Seksual, Selasa (6/5) di Aula UNR.

Denpasar,diaribali.com
Memperingati Dies Natalis Universitas Ngurah Rai, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Ngurah Rai (UNR) menggelar Kuliah Umum  yang mengusung tema
“Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender untuk Kampus yang Aman dan Inklusif Berbasis Tri Hita Karana”, Selasa (6/5/2025) di Kampus UNR, Jl. Padma, Penatih, Denpasar.

Dekan Fishum UNR Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH., MAP., mengungkapkan, kuliah umum nasional ini merupakan implementasi kerja sama antara pihaknya dengan Institut KAPAL Perempuan.

Selain itu, kegiatan ini sebagai rangkaian Dies Natalis ke-46 UNR. Nantinya, juga digelar berbagai lomba untuk memeriahkan dies tahun ini, termasuk lomba berbasis budaya yakni, “ngelawar”.

“Kami bangga kali ini dihadiri oleh nara sumber yang sangat kompeten di bidangnya. Ada Bu Misiyah, Pak Wirata dan Bapak Firdaus. Saya yakin kita semua dapat ilmu baru dari beliau-beliau,” jelasnya.

Ketua panitia kegiatan Sri Sulandari, S.Sos., MAP., menambahkan, kuliah umum nasional ini diikuti ratusan mahasiswa UNR lintas fakultas yang ada di UNR. Sebab isu yang dibahas sangat penting yang berkaitan langsung dengan seluruh sivitas akademika.

Dilipilih konsep “Tri Hita Karana” sebagai bagian dari tema, menurut Sri Sulandari, karena salah satu unsur falsafah tersebut mengatur hubungan yang harmonis antar sesama manusia atau “Pawongan” sehingga sangat relevan.

Menurut Sri Sulandari, pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi (PPKS) adalah upaya yang komprehensif untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif bagi seluruh civitas akademika.

Hal ini dilakukan melalui berbagai langkah, termasuk penyusunan kebijakan, edukasi, penguatan sistem pelaporan, pendampingan korban, dan penanganan kasus.

“Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual termasuk gender. Kami di UNR sudah punya unit pengaduannya,” jelasnya.

Ketua Institut KAPAL Perempuan sekaligus nara sumber, Misiyah mengatakan, kekerasan berbasis gender di perguruan tinggi ibarat fenomena gunung es. Kasusnya pun masih terjadi di berbagai daerah.

“Ini isu yang sensitif ya. Ibarat gunung es. Satu orang melapor, kemungkinan nanti ada lagi (yang melapor). Saya menyambut baik upaya Universitas Ngurah Rai khusus Fishum yang getol berkomitmen menghapus segala bentuk kekerasan di perguruan tinggi,” ungkap Misiyah.

Misiyah mengingatkan, semua sivitas akademika di perguruan tinggi wajib berhati-hati jika tidak ingin berurusan dengan hukum. Pasalnya, hanya mengucapkan “suit-suit” bisa dikategorikan dalam pelecehan seksual, khususnya yang dikenal sebagai “catcalling”.

Kata dia, catcalling adalah pelecehan seksual di ruang publik yang melibatkan komentar atau tindakan bernuansa seksual yang tidak diinginkan oleh korban, seperti “suit-suit”, siulan, atau sejenisnya.

Melalui kegiatan ini, wawasan mahasiswa diharapkan meningkatkan sebagai agen perubahan di masyarakat. “Pertama kita ingin mahasiswa paham apa sih kekerasan berbasis gender itu. Kemudian bagi yang sudah paham, kita tingkatkan lagi pemahamannya,” pugkas Misiyah.

Dr. Gede Wirata, S.Sos., SH., MAP., narasumber sekaligus menjabat Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan UNR, sangat getol dalam upaya pengahpusan kekerasan seksual di UNR.

Langkah konkrit yang dilakukan yaitu pemgasangan spanduk di lingkungan kampus UNR. Selain juga selalu menyelipkan penghapusan kekerasan seksual di lingkungan UNR saat proses pembelajaran di kelas.

Tidak segan, dirinya pun terbuka dan mengimbau mahasiswa untuk melapor manakala terjadi atau berpotensi terjadiya kekerasan seksual di kampus. Pihaknya menjamin menjaga kerahasiaan dari korban.

“Misalnya ada oknum dosen yang merasa kuasanya lebih tinggi dari mahasiswa. Lalu dia mau seenaknya. Hal semacam ini saya pastikan tidak ada di UNR. Jika mahasiswa mengalami hal itu, saya sudah cantumkan nomor WhatsApp di papan pengumuman. Langsung kita sikat,” tegas Wirata. (Art)