Semarak Bulan Bahasa Bali di Bongkasa Tampilkan Peserta Lintas Generasi

IMG-20250301-WA0063
Pemenang Lomba Bulan Bahasa Bali Desa Bongkasa, Abiansemal, Badung, Jumat (28/2).

Badung,balipuspanews.com-
Tak terasa satu bulan penuh Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dibumikan atau digaungkan oleh masyarakat Bali sendiri melalui pelaksanaan Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 yang mengusung tema “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta”. Tak terkecuali kemeriahan dirasakan masyarakat  Desa Bongkas, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Menarik, pelaksanaan Bulan Basaha Bali di Desa Bongkasa melibatkan peserta lintas generasi mulai dari anak TK, Siswa SD, SMP remaja hingga dewasa yang diwakili kelian  banjar masing-masing turut tampil unjuk kebolehan pada momen tahunan pada bulan Ferbuari ini.

Pelaksanaan Wimbakara (lomba) pun dirangkai beragam, diantaranya Magending Rare, Nyurat Aksara Bali, Ngwacen Lontar, MC Mabasa Bali,  Madarmagita, Masatua Bali, Sambramawacana Kelian Dinas yang dipusatkan di Wantilan Pura Desa Desa Adat Bongkasa, pada Jumat (28/2).

Disela pelaksanaan lomba, Plt. Perbekel Bongkasa  I Putu Jana menyambut baik pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ini. Desa Bongkas secara rutin melaksanakan peringatan Bulan Bahsa Bali. Diktakan pelaksanaan lomba ini tujuan utamanya bukan untuk mencari juara. Namun, mengasah kemampuan dan untuk mengetahui sejauh mana pembinaan yang dilakukan sebelumnya dapat terserap ilmunya.

Disamping itu, tujuan pelaksanaan BBB ini sebagai ajang pelestarian  Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dan meningkatkan kecintaan terhadap warisan budaya, tradisi yang patut dijaga kelestariannya sehingga  nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak punah.

“Sebagai bahasa ibu harus dikenalkan secara terus menerus mulai dari usia dini, sesuai dengan kemampuan dan daya serapnya. anak-anak, remaja hingga desawa kita libatkan dalam lomba ini,” terangnya.

Jana menambahkan,  lomba Pedarmasuakaan tingkat kelian misalnya, ini wajib dilibatkan karena sebagai kelian adalah tokoh masyarakat yang mampu  memberikan contoh penggunaan  bahasa Bali yang baik dan benar. Mengingat peran dan tugas kelian setiap ada upacara pernikahan dalam serah terima tentu ini digunakan maupun dalam pelaksanaan-pelaksanaan adat di banjar masing-masing.

“Melalui lomba ini kita ingin meningkatkan kemampuan dan tata basaha yang baik dan benar sesuai anggah-ungguhing basa ( kaidah tata bahasa). Dengan kita menggunakan tata bahasa yang benar maka bisa menjadi contoh untuk diritu oleh masyarakat,” imbuh Jana.

Ditambahkan, Desa  yang terdiri dari sepuluh banjar yang dibagi menjadi  dua desa adat ini kedepan  pelaksanaan Bulan Bahasa Bali akan digelar lebih meriah dengan sekali hanya di tingkat dinas. Karena sebelumnya pelaksanaan di tingkat adat  juga sudah terlaksana.

Ajang ini, lanjutnya,  juga untuk mempersiapkan lomba di tingkat Kabupaten. Dengan pelaksanaan ini peserta menjadi lebih matang untuk tampil di tingkat kabupaten dan mampu memberikan ruang untuk mengasah kemampuan sehingga ketika tampil pada sekup yang lebih besar peserta mampu tampil optimal.

Menariknya, setiap selesai pelaksanaan dari masing-masing kategori lomba, masing-masing dewan  juri  memberikan evaluasi terkait apa saja yang menjadi poin penilaian, memberi pemahaman, tata cara penyajian dan struktur yang baik dan benar sehingga ke depan pemahaman pesertabsemakin meningkat.

Salah satu dewan juri pedarmasuakaan merasakan   telah terjadi peningkatan penampilan  dari tahun sebelumnya. Dikatakan, secara struktur pelaksanaan perlu diperhatikan pakem kelian dinas saat pedarmasuakaan yang diawali dari ucapan  terimakasih, nunas pengampura (permohonan maaf), pemahbah, memperkenalkan diri, poin utama adalah menjelaskan awig-awig (undang-undang) perkawinan, pelepasan, dan penutup. (Art)